Cara mengikat ilmu salah satunya dalam bentuk tulisan. Semoga ada manfaat yang dapat diambil oleh kita. Kebenaran datangnya dari Allah, kesalahan dari kehilafan saya. Mohon maaf jika terdapat kesalahan, Terima Kasih
Laman
▼
Sabtu, 30 Juli 2011
Menyambut Ramadhan
Bismillah... Alhamdulillah...
Dua hari lagi Qt telah sampai di bulan Ramadhan, semoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun ini.
Semoga Qt juga bisa melakukan yang terbaik di dalamnya. Mohon maaf jika tulisan2 yang ada selam ini terdapat kesalahan begitu pun penulisnya. Mudah2n blog ini dari waktu ke waktu memberikan manfaatnya.
SEMANGAT.... ^_^
Jumat, 22 Juli 2011
Tujuan Mentoring KeIslaman
Tujuan Mentoring KeIslaman
- Saling mencintai di jalan Allah
- Membentuk mukmin yang mukhlis
- Memahami agama dengan baik, tidak mendebatkan masalah cabang
- Sadar akan peristiwa yang berkembang
- Mengarahkan potensi dll
Rabu, 13 Juli 2011
Bekal dalam Menghadapi Beban
Bekal dalam Menghadapi Cobaan
- Sholat: Rasulullah minimal sholat 40 rakaat/hari
- Do'a: Merupakan senjata seorang Muslim dan Mukmin. Contohnya pada perang Badar, walau pun dengan jumlah yang jauh lebih sedikit mampu mengalahkan jumlah yang besar.
- Dzikrullah: Akan memberikan ketenangan hati. Rasulullah banyak beristighfara walau pun sudah di ma'sum dari dosa.
- Shaum: sebagai bekal dan kekuatan.
- Taqwa: Sebaik-baik bekal. Ibnu Taimiyyah menjadikan penjara sebagai tempat rekreasi.
- Tekad yang Kuat.
Menuju Jama’atul Muslilmin
Resume Buku “ Menuju Jama’atul Muslilmin”
by (SUHARYADI)
RAMBU-RAMBU SIRAH NABI SAW DALAM MENEGAKKAN JAMA’AH
1. Menyebarkan Prinsip-Prinsip Da’wah
1.1. Jalan Penyebaran
a. Kontak pribadi
Cara ini oleh para ahli sirah Rasulullah saw disebut “tahapan sirriyah dalam da’wah”. Dalam tahap ini Rasulullah saw mendatangi secara pribadi kerabat dan teman-teman dekatnya yang dapat dipercaya untuk menjaga apa yang disampaikannya.
b. Kontak umum
Cara ini oleh para ahli sirah disebut “tahapan da’wah terang-terangan”. Dalam tahap ini Rasulullah saw menggunakan beberapa sarana, diantaranya:
(1) Mengumpulkan manusia dalam suatu jamuan makan dirumahnya
(2) Mengumpulkan manusia diberbagai tempat, contoh di bukit Shafa
(3) Pergi ketempat-tempat pertemuan manusia dan menyampaikan da’wah Allah kepada mereka
(4) Pergi ke berbagai negara untuk menyampaikan da’wah
(5) Mengirim surat kepada para kepala suku dan raja
2. Pembentukan Da’wah
Orang-orang yang berhenti pada rambu pertama dan tidak mau beralih pada rambu kedua adalah orang-orang yang berda’wah tidak sesuai dengan manhaj Rasulullah saw. Sasaran pada rambu kedua ini ialah mengubah akal yang jahiliyah kepada ilmu, hikmah dan ma’rifah, dan mengubah moral dan perilakunya dari kesesatan kepada kesucian.
2.1. Sisi Penataan
a. Takwin dalam tahapan sirriyah
Takwin dalam keadaan ini Rasulullah saw membagi orang-orang yang telah menerima da’wahnya dalam beberapa kelompok kecil.
b. Takwin dalam tahapan ‘alaniyah
Dalam tahapan ini takwin yang dilakukan Rasulullah antara lain
(1) Membuat beberapa halaqah besar
(2) Mengadakan perjalanan (rihlah) jama’iyah tertentu, dalam hal ini hijrah ke Habasya dan Madinah
(3) Mengkondisikan situasi umum terhadap da’wah melalui khutbah-khutbah dan ceramah-ceramah umum.
c. Takwin dalam keadaan keduanya
(1) Dilakukan secara terang-terangan oleh tokoh-tokoh Quraisy, seperti Abu Bakar ra.
(2) Dilakukan secara sirriyah oleh kelompok kaum muslimin yang lemah dan tidak memiliki dukungan kekuatan.
3. Konfrontasi Bersenjata Terhadap Musuh Da’wah
3.1. Momentum Konforntasi
Penentuan titik tolak konforntasi sepenuhnya wewenang pimpinan tertinggi jama’ah. Dan untuk mementukan titik tolak konfrontasi itu ada beberapa pengarahan
a. Independensi tempat
Dalam hal ini jama’ah harus mengusai ekonomi, keamanan jalur komunikasi dan sarana pertahanan yang memadai. Selain itu jama’ah harus mempunyai basis geografis yang jelas. Ini penting sebagai pusat pertahanan dan pusat pembinaan.
b. Jumlah yang memadai
Maksudnya anggota jama’ah hendaknya mencapai jumlah atau persentasi tertentu dibandingkan kekuatan musuh.
4. Sirriyah dalam Kerja Membina Jama’ah
Sirriyah adalah suatu prinsip yang sangat penting dalam gerakan pembinaan jama’ah, terutama pada tahap-tahap pertama, agar tidak diberangus dalam usia dini. Sirriyah hanya pada penataan (tanzhim) saja, bukan menyangkut pemikiran atau nilai-nilai Islam yang dikemukakan. Setiap individu dalam kerja sirri ini tidak boleh mengetahui tugas anggota yang lain, tetapi harus mengetahui tugas pribadinya.
5. Bersabar atas Gangguan Musuh
Sikap sabar ini tercermin dalm seluruh keadaan umat Islam di Mekkah sebelum hijrah.
6. Menghindari Medan Petempuran
Menjauhi konfrontasi pada tahap takwin adalah sikap yang diwajibkan Islam dan dituntut oleh jama’ah pada tahapan masih awal, karena ini juga merupakan upaya perlindungan bagi pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT.