KORONA
DAN PENCEGAHANNYA
Pada Desember tahun 2019, ditemukan pertama kali kasus
pneumonia di kota Wuhan Provinsi Hubei, China.
Seiring waktu, terjadi peningkatan populasi kasus pneumonia dalam waktu
singkat, dan setelah melalui pemeriksaan laboratorium, ditemukan penyebabnya
adalah novel coronavirus (2019-nCoV). Kasus infeksi coronavirus semakin
berkembang dari negara china hingga meluas ke negara-negara lain. Pada tanggal 12
Febuari 2020, WHO menetapkan novel coronavirus pada manusia (human coronavirus / HCoV) dengan sebutan
Coronavirus Disease (COVID-19). Kasus COVID-19 di Wuhan, Hubei, China, kasus paling banyak ditemukan
pada usia 30-79 tahun (87%) dan paling sedikit pada kelompok usia <10 tahun
(1%). Sebanyak 81% kasus memilki gejala ringan; 14% kasus gejala berat dan 5%
kasus gejala kritis.
Virus Corona adalah virus RNA untai positif yang beruntai
tunggal yang tidak tersegmentasi. Virus-virus corona termasuk dalam ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan sub-keluarga Orthocoronavirinae, yang
dibagi menjadi kelompok (marga) α, β, γ, dan δ sesuai dengan karakteristik
serotipik dan genomiknya. Virus Corona termasuk dalam genus Coronavirus dari
keluarga Coronaviridae. Ini dinamai sesuai dengan tonjolan berbentuk karangan
bunga di selubung virus. 2019-nCoV adalah virus corona yang mengalami mutasi
antigenik. Masa inkubasi virus adalah sesingkatnya 1 hari tetapi umumnya
dianggap tidak lebih dari 14 hari. Tetapi perlu dicatat bahwa beberapa kasus
yang dilaporkan memiliki masa inkubasi hingga 24 hari.
Saat ini, diyakini bahwa penularan melalui percikan
pernapasan (droplet) dan kontak fisik adalah rute
utama penyebarannya, tetapi juga terdapat risiko penularan fecal-oral. Penularan aerosol,
penularan dari ibu ke anak, dan rute-rute lainnya belum terkonfirmasi.
1. Penularan
percikan pernapasan (droplet): Ini adalah cara utama penularan kontak langsung. Virus
ditularkan melalui percikan-percikan yang muncul saat pasien batuk, bersin,
atau bicara, dan orang-orang yang rentan mungkin terinfeksi setelah menghirup
percikan-percikan tersebut.
2. Penularan
kontak tidak langsung: Virus ini bisa ditularkan melalui kontak tidak langsung
dengan orang yang terinfeksi. Percikan yang mengandung virus tersimpan di permukaan
suatu benda, yang mungkin disentuh oleh tangan. Virus dari tangan yang terkontaminasi
mungkin terbawa ke saluran mukosa di mulut, hidung, dan mata orang tersebut dan
membuatnya terjangkit.
3. Virus
corona yang masih hidup terdeteksi dari tinja pasien terkonfirmasi, menandakan
adanya kemungkinan penularan fecal-oral.
4. Penularan
dari ibu ke anak: Anak dari ibu yang terjangkit COVID-19 terkonfirmasi memiliki
hasil positif ketika dilakukan tes usap tenggorokan 30 jam setelah lahir.
Mengendalikan
sumber infeksi: Ketika batuk atau bersin, pasien dengan
penyakit pernapasan akut harus menutup hidung dan mulut mereka dengan lengan
atau bahan lain (saputangan, handuk kertas, atau masker) untuk mengurangi
penularan percikan. Setelah terpapar sekret pernapasan, segera bersihkan
tangan, dan sering-seringlah mencuci tangan dalam kehidupan sehari-hari.
Tindakan
pencegahan pribadi sebagai berikut:
1. Sering
mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun. Membawa sabun/handsanitizer saat
keluar rumah.
2. Gunakan
masker bila batuk dan pilek, gunakan masker juga ketika keluar rumah walau pun
sehat.
3. Konsumsi
gizi seimbang, memastikan nutrisi yang cukup termasuk buah dan sayur, dan
menjaga kesehatan mulut dapat membantu mencegah infeksi.
4. Mengkonsumsi
air minum yang cukup.
5. Olahraga
dan istirahat yang cukup dan benar untuk meningkatkan imunitas.
6. Berhenti
merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan tetap bersemangat.
7. Menjaga
kebersihan diri, pakaian, rumah dan lingkungan dengan benar dan rutin.
8. Berjemur
dengan rutin dan benar secukupnya.
9. Berhati-hati
kontak dengan hewan dan meminimalisir kontak dengan orang lain.
10. Bila
batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan.
11. Bila
sudah ditemukan, lakukan vaksinasi.