Laman

Sabtu, 16 Mei 2020

KORONA DAN PENCEGAHANNYA


KORONA DAN PENCEGAHANNYA

Pada Desember tahun 2019, ditemukan pertama kali kasus pneumonia di kota Wuhan Provinsi Hubei, China. Seiring waktu, terjadi peningkatan populasi kasus pneumonia dalam waktu singkat, dan setelah melalui pemeriksaan laboratorium, ditemukan penyebabnya adalah novel coronavirus (2019-nCoV). Kasus infeksi coronavirus semakin berkembang dari negara china hingga meluas ke negara-negara lain. Pada tanggal 12 Febuari 2020, WHO menetapkan novel coronavirus pada manusia (human coronavirus / HCoV) dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19). Kasus COVID-19 di Wuhan, Hubei, China, kasus paling banyak ditemukan pada usia 30-79 tahun (87%) dan paling sedikit pada kelompok usia <10 tahun (1%). Sebanyak 81% kasus memilki gejala ringan; 14% kasus gejala berat dan 5% kasus gejala kritis.
Virus Corona adalah virus RNA untai positif yang beruntai tunggal yang tidak tersegmentasi. Virus-virus corona termasuk dalam ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan sub-keluarga Orthocoronavirinae, yang dibagi menjadi kelompok (marga) α, β, γ, dan δ sesuai dengan karakteristik serotipik dan genomiknya. Virus Corona termasuk dalam genus Coronavirus dari keluarga Coronaviridae. Ini dinamai sesuai dengan tonjolan berbentuk karangan bunga di selubung virus. 2019-nCoV adalah virus corona yang mengalami mutasi antigenik. Masa inkubasi virus adalah sesingkatnya 1 hari tetapi umumnya dianggap tidak lebih dari 14 hari. Tetapi perlu dicatat bahwa beberapa kasus yang dilaporkan memiliki masa inkubasi hingga 24 hari.
Saat ini, diyakini bahwa penularan melalui percikan pernapasan (droplet) dan kontak fisik adalah rute utama penyebarannya, tetapi juga terdapat risiko penularan fecal-oral. Penularan aerosol, penularan dari ibu ke anak, dan rute-rute lainnya belum terkonfirmasi.
1.    Penularan percikan pernapasan (droplet): Ini adalah cara utama penularan kontak langsung. Virus ditularkan melalui percikan-percikan yang muncul saat pasien batuk, bersin, atau bicara, dan orang-orang yang rentan mungkin terinfeksi setelah menghirup percikan-percikan tersebut.
2.    Penularan kontak tidak langsung: Virus ini bisa ditularkan melalui kontak tidak langsung dengan orang yang terinfeksi. Percikan yang mengandung virus tersimpan di permukaan suatu benda, yang mungkin disentuh oleh tangan. Virus dari tangan yang terkontaminasi mungkin terbawa ke saluran mukosa di mulut, hidung, dan mata orang tersebut dan membuatnya terjangkit.
3.    Virus corona yang masih hidup terdeteksi dari tinja pasien terkonfirmasi, menandakan adanya kemungkinan penularan fecal-oral.
4.    Penularan dari ibu ke anak: Anak dari ibu yang terjangkit COVID-19 terkonfirmasi memiliki hasil positif ketika dilakukan tes usap tenggorokan 30 jam setelah lahir.
Mengendalikan sumber infeksi: Ketika batuk atau bersin, pasien dengan penyakit pernapasan akut harus menutup hidung dan mulut mereka dengan lengan atau bahan lain (saputangan, handuk kertas, atau masker) untuk mengurangi penularan percikan. Setelah terpapar sekret pernapasan, segera bersihkan tangan, dan sering-seringlah mencuci tangan dalam kehidupan sehari-hari.
Tindakan pencegahan pribadi sebagai berikut:
1. Sering mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun. Membawa sabun/handsanitizer saat keluar rumah.
2.    Gunakan masker bila batuk dan pilek, gunakan masker juga ketika keluar rumah walau pun sehat.
3.    Konsumsi gizi seimbang, memastikan nutrisi yang cukup termasuk buah dan sayur, dan menjaga kesehatan mulut dapat membantu mencegah infeksi.
4.    Mengkonsumsi air minum yang cukup.
5.    Olahraga dan istirahat yang cukup dan benar untuk meningkatkan imunitas.
6.    Berhenti merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan tetap bersemangat.
7.    Menjaga kebersihan diri, pakaian, rumah dan lingkungan dengan benar dan rutin.
8.    Berjemur dengan rutin dan benar secukupnya.
9.    Berhati-hati kontak dengan hewan dan meminimalisir kontak dengan orang lain.
10. Bila batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan.
11. Bila sudah ditemukan, lakukan vaksinasi.