REPUBLIKA.CO.ID,
MANOKWARI --
Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal ( SM-3T) perlu ditingkatkan karena diyakini dapat menjadi alternatif
mengatasi kekurangan guru di daerah pelosok.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbu) M. Nuh,
jika pada 2011 program ini menjaring sekitar 3.000-an sarjana, angka itu perlu
ditingkatkan menjadi sekitar 4.500-an orang.
"Program ini saling menguntungkan, misalnya bagi daerah
pelosok akan dapat mengatasi kekurangan guru. Juga terjalinnya jaringan
nasionalisme dan bagi peserta program akan mendapat Program Profesi Guru (PPG)
yang berfungsi sebagai sertifikasi mengajar," kata Nuh di Manokwari, Senin
(8/4).
Peserta program terikat kontrak mengajar selama satu tahun
dan dilanjutkan dengan mengikuti PPG selama setahun untuk mendapat sertifikat
mengajar. Selama mengajar, peserta mendapat tunjangan yang nilainya disesuaikan
dengan kelayakan biaya hidup di lokasi penempatan.
Setelah menyelesaikan PPG, peserta dapat memilih untuk
melanjutkan mengajar di tempat SM-3T atau memilih tempat lain. "Pilihan
lainnya adalah melanjutkan S2 atau S3, ada program beasiswa. Yang pasti,
setelah SM-3T tidak ada istilah menganggur," ujar Nuh.
Keuntungan bagi kementerian, kata Nuh, peserta SM-3T akan
menjadi semacam jaringan informan yang dapat melaporkan kondisi di lapangan
seperti layaknya survei. Jadi, kekurangan guru dan hambatan di lapangan bisa
segera dilaporkan.
"Di beberapa daerah, guru-guru ini kadang tidak saja
mengajarkan pelajaran sekolah namun juga life skills seperti tentang
kebersihan," papar Nuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar