Cita-Cita dan Harapan
Suasana dini
hari Bandung yang cukup dingin adalah awal perjalananku menuju Provinsi Aceh
tepatnya di Kabupaten Aceh Timur. Daerah di mana Saya baru pertama kali
menginjakan kaki di daerah Serambi Mekah. Saya berangkat pada hari Selasa, 27
Desember 2011 bersama tiga puluh enam (36) rekan guru lainnya. Kami
diberangkatkan oleh LPTK Universitas Pendidikan Indonesia dalam rangka mengabdi
melalui Program SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan
Tertinggal).
Rombongan
Kami sampai di Aceh sekitar sore hari. Alhamdulillah, Kami disambut dengan
hangat melalui upaca adat “peusejuk”.
Peusejuk adalah upacara adat khas Aceh yang bertujuan untuk menyambut tamu agar
suasana menjadi hangat dan cair. Alhamdulillah Kami bahagia karena kepala dinas
pendidikan Aceh Timur beserta jajarannya turut hadir bahkan seluruh kepala
sekolah msing-masing tempat kami mengabdi pun turut hadir. Kami bahagia karena
sambutan yang Kami terima begitu hangat sehingga mengurangi kesan Aceh yang
“menakutkan” yang mungkin kami bawa karena media yang Kami lihat atau dengar.
Saya adalah
satu-satunya Guru yang ditempatkan untuk mengabdi dan mengajar di SMA dari 37
Guru SM-3T penempatan Aceh Timur. Kami diserahkan oleh pihak LPTK UPI kepada
sekolah masing-masing. Agenda penyambutan dan penyerahan ini tambah berkesan
ketika masing-masing Guru SM-3T diperkenalkan dengan cara menyebut nama Kami
dan nama kepala sekolah tempat Kami bertugas nanti. Saya ditempatkan di SMA
Negeri 1 Peunaron dengan kepala sekolah bernama Fauzi, S.Pd.
SMA Negeri 1 Peunaron, terletak di Desa
Bukit Tiga Kecamatan Peunaron Kabuapten Aceh Timur. Jarak dari Ibu Kota
Kabupaten Aceh timur kurang lebih 80 Km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam, dan dari Ibu kota Propinsi Aceh kurang lebih 1.455 Km. Jalan
penuh lubang dan berkubang, itulah gambaran akses jalan raya kecamatan Peunaron yang statusnya
merupakan lintas provinsi tersebut.
SMAN 1 Peunaron sebenarnya sudah memiliki tiga
guru kimia. Pak Muhammad Baihaki,S.T (PNS), Pak Sutrisno, S.T (PNS Tenaga
Kependidikan tetapi tidak memiliki akta IV menjabat juga sebagai kepala TU) dan
Pak Sarwo Edi, S.Pd (honor). Dalam rapat dewan guru dan pembagian tugas
mengajar semester genap 2011/2012 pada tanggal 16 Januari, Saya diamanahi untuk
mengajar Fisika (6 jam) dan Kimia (3 jam).
Kepala sekolah menyerahkan amanah pembinaan olimpiade
kimia kepada Saya. Sejak Januari akhir pembinaan olimpiade kimia dimulai untuk
persiapan OSN SMA/MA tingkat Kabupaten Aceh Timur pada bulan April. Dalam
seminggu biasanya tiga hari setelah pulang sekolah diadakan pembinaan olimpiade
kimia. Saya beberapa kali dibantu oleh Pak Sarwo. Suryahman, Mulkan, Rohayati
dan Darlis Tamala adalah siswa-siswa yang Kami bina untuk persiapan OSN Kimia.
Mulkan adalah satu-satunya siswa kelas satu, sisanya adalah siswa kelas dua.
Pak Fauzi, sebagai kepala sekolah begitu peduli
dan mendukung program pembinaan olimpiade ini. Bukan hanya kimia tetapi juga
fisika, matematika, biologi, astronomi, kebumian, ekonomi dan komputer. Bahkan
kepala sekolah memberikan uang kepada para Pembina olimpiade masing-masing
sebesar dua ratus ribu (200.000) per bulan. Dia sering menanyakan kepada Saya
pribadi tentang perkembangan siswa yang Saya bina. Dia pernah mengatakan bahwa
keberhasilan siswa bisa diraih salah satunya adalah karena faktor guru atau
pembinanya selain faktor siswa, sarana atau pun faktor lainnya.
Dalam pembinaan olimpiade kimia, selain memberikan
pembinaan materi kimia, Saya sering memberikan latihan soal-soal kimia baik
dari soal-soal olimpiade kimia tahun-tahun sebelumnya atau pun dari kumpulan
bank soal kimia. Buku-buku kimia di SMAN 1 Peunaron sangat sedikit dan kurang
mencukupi bagi siswa. Saya sering meminjamkan buku kumpulan materi dan
soal-soal kimia kepada mereka berempat.
Dari keempat siswa tersebut hanya dua siswa
yang mewakili SMAN 1 Peunaron dalam OSN Kimia Tingkat Kabupaten Aceh Timur.
Dari segi kehadiran, semangat, dan hasil tes yang Saya adakan dan meminta
pertimbangan Pak Baihaki dan Pak Sarwo akhirnya diputuskan yang mewakili sekolah
adalah Mulkan dan Rohayati.
Akhirnya tibalah saatnya waktu pelaksanaan OSN
Tingkat Kabupaten Aceh Timur pada hari Selasa, 3 April 2012 yang bertempat di
SMAN 1 Julok, Aceh Timur. Saya ditunjuk sebagai pendamping oleh Pak Fauzi
(Kepala SMAN 1 Peunaron) bersama Pak Saipul Rizal. Saya dan Pak Saipul menjadi
pendamping tujuh belas (17) siswa-siswi.
Pada tanggal 12 April 2012 Saya mendapat kabar
bahwa siswa yang Saya bina dalam olimpiade Kimia, keduanya (Mulkan dan Rohayati)
lolos ke Olimpiade Kimia SMA/MA tingkat provinsi Aceh. Besoknya Saya ditemani
Pak Agus pergi ke dinas pendidikan Aceh Timur untuk mengambil SK penetapan
juara masing-masing bidang olimpiade. Dari SK tersebut, Mulkan juara 2 dan
Rohayati juara 3, hanya kimia yang masuk ke OSN SMA tingkat Provinsi Aceh sekitar
bulan Mei di Banda Aceh.
Kepala sekolah dan guru-guru Alhamdulillah
merasa senang dengan hasil ini. Bahkan kepala sekolah memberikan bonus kepada
Saya sebesar satu juta. Dia berharap Saya kembali membina untuk persiapan
olimpiade kimia di tingkat provinsi Aceh.
Walau pun sekolah yang kita ajar di daerah
terpencil atau 3T (terdepan, terluar dan tertinggal), untuk mencapai Cita-Cita
dan Harapan menuju sekolah yang lebih baik, insya Allah terbuka peluang
tersebut dengan usaha dan kontribusi kita sekecil apa pun karena semua
siswa insya Allah punya potensi masing-masing.
By: Suharyadi, S.Pd (Pendidikan Kimia
UPI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar