Laman

Sabtu, 02 September 2023

BAGAIMANA MENJADI PENULIS BUKU MAYOR

Resume ke-21 yang ditulis Suharyadi (Peserta KBMN 29)

Moderator: Helwiyah, S.Pd., M.M.

Narasumber: Joko Irawan Mumpuni, S.Pd

Alhamdulillah,  puji dan syukur, kepada Allah Sang Maha Kuasa. Malam hari ini pertemuan ke-21 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) angkatan 29.  Pada pertemuan hari ini dibersamai oleh dimoderatori Ibu Helwiyah, S.Pd., M.M. dan narasumber Bapak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd. Tema menarik malam ini yaitu Menjadi Penulis Buku Mayor.

Menjadi penulis buku Mayor adalah idaman setiap penulis. Tantangan dan tingkat seleksi yang rumit terkadang membuat nyali kita ciut dan menyurutkan langkah yang semula berapi-api.  Tapi hari ini kita akan mendapatkan ilmunya langsung dari sang pakar dan direktur penerbit Mayor yaitu Pak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd dilahirkan di Yogyakarta. Merupakan pakar Penerbit ANDI Offset. Profil selengkapnya di https://id.linkedin.com/in/joko-irawan-mumpuni-690541117 dan https://www.instagram.com/jokomumpuni/.

 Pak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd meluruskan istilah yang kurang tepat yaitu:   “tidak ada istilah Penulis Buku Mayor karena yang ada adalah Penulis dari Penerbit Mayor. Jadi yang mayor adalah penerbitnya”.

Pengertian penerbit adalah  Industri kreatif yang didalamnya ada kolabarasi insan-insan kreatif : Penulis, Editor, Layouter, Ilustrator dan desain grafis. Hal tersebut adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak, saat ini dan mendatang akan bertambah insan-insan kreatif bidang lain yang akan bergabung seiring dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada Publisher 5,0. yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya-karya kreatif.

Ada jenis 2 buku di dunia ini, biasanya klasifikasi jenis buku digambar dengan grafis yang mirip sirip ikan seperti ini:

Dua kategori besar jenis buku adalah buku Teks (buku sekolah-kampus) dan buku Non Teks (buku-buku populer). Buku sekolah disebut buku pelajaran sedangkan kampus disebuat buku Perti (perguruan tinggi). Buku Nonteks  dibagi dua lagi menjadi buku Fiski dan Non Fiksi. Sehingga grafisnya akan tergambar seperti ini:

Sedangkan buku sekolah dibagi seperti ini:

Sekarang mari kita lihat grafis hasil survei yang menggambarkan dunia perbukuan di Indonesia:

       

Ini adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak, saat ini dan mendatang akan bertambah insan-insan kreatif bidang lain yang akan bergabung seiring dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada Publisher 5,0. yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya2 kreatif.

Itulah gambaran perbukuan di Indonesia yang dapat teman-teman pakai sebagai dasar atau inspirasi penulisan buku. Sekarang mari kita lihat contoh-contoh buku yang telah terbit:

1. Satu judul buku ditulis dengan satu penulis

2. Satu judul buku ditulis dengan lebih dari satu penulis

3. Diterbitkan kerjasama dengan kampus

4. Satu judul buku ditulis konsursium penulis

Nah, dapat tanyakan pada diri kita masing-masing kita pada leval mana terkait dengan tulis menulis.

Tingkat literasi bangsa ini sampai saat ini masih banyak dikeluhkan banyak pihak akibat rendahnya tingkat litersai dibanding negara lain sekawasan. Inilah sebabnya:

Selanjutnya kita akan segera masuk dalam bahsan bagaimana proses penerbitan mulai dari  memasukan/mengirinmkan naskah buku ke penerbit hingga buku itu terbit dan beredar. inilah gambarnya:

Setelah teman-teman tahu proses bagaimana naskah buku dari awal sampai beredar dipasaran, kita saatnya mengetahui  Penerbit yang baik dan Penerbit yang perlu diwaspadai. Berikut poin-poinnya:

Nah sekarang mengapa kita harus menulis? Apa sih yang didapatkan ketika penulis tersebut sudah berhasil menerbitkan buku secara profesional dan diterbitkan oleh penerbit yang bereputasi. ini yang akan didapatkan. Ini adalah rincian penjelasannya.

Menarik sekali ada penulis kami yang secara rutin tiap 6 bulan  sekali menerima royalty sampai ratusan juta rupiah secara rutin. Pertanyaan besar yang sering muncul adalah apa kriteria gar naskah buku dapat diterima oleh penerbit untuk dapat diterbitkan. Karena tidak semua naskah dapat diterima. Sebagai contoh penerbit ANDI itu tiap bulan menerima naskah masuk bisa sampai 500 nasakah. Namun yang diterima untuk diterbitkan hanya 50 Judul saja. Pasti sekarang ada yang bertanya 'lalu apa yang diaksut dengan tema populer bagaimana cara menilainya?' tentunya jawabnya dengan data. Salah satu data yang kami pakai adalah trend dari google trend.

Kalau tadi kita telah bahas bagaimana menegetahui tema-tema yang menarik, sekarang bagaimana cara penerbit mengukur reputasi penulis?. Semua pasti pakai data. Dalam hal ini penerbit memakai data salah satunya dari Google Scholer/Cendekia.

Penerbiat akan sangat berhati-hati jika ada buku-buku yang bertema memiliki Pasar sempit dan Lifecicly pendek, namun penerbit akan senang dengan tema-tema buku yang memiliki LifeCycle panjang dan market lebar. Jadi penerbit akan menerima naskah buku yang memiliki pangsa pasar yang luas. Jadi berfikirlah. Saat ini menulis menjadi sangat mudah dengan bantuan AI, salah satunya ChatGPT.

Pada umumnya penerbit mayor tidak menerbitkan kumpulan puisi karena pasarnya sempit, kecuali penulisnya betul-betul populer dan legenda.

Pada sesi penutupan bapak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd mengungkapkan kunci menjadi penulis mayor adalah terus memperbaiki diri dan membaca peluang kira-kira buku yang bisa terjual di masyarakat. Intinya teruslah menulis pasti bermanfaat insya Allah.

Masya Allah, Alhamdulillah, materi malam ini sangat bermanfaat dan menginspirasi. Terima kasih Tim Solid Om Jay khususnya Ibu Helwiyah S.Pd. M.M sebagai moderator dan narasumber Bapak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd. Jazakumullohu khoir. Semoga tulisan ini juga bermanfaat bagi penulisnya dan pembaca tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar