Laman

Senin, 22 April 2013

Pesan untuk Presiden: Hapus Ujian Nasional (UN)



Desakan penghapusan ujian nasional (UN) diserukan oleh Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. UN dinilai cacat secara hukum dan praktik sehingga harus segera dihentikan.
"Meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI taat hukum dan undang-undang dengan menghapus UN serta merumuskan kembali model evaluasi yang sesuai dengan perundang-undangan dan model pembelajaran yang direkomendasikan/yang dipilih," demikian yang disampaikan LBH Jakarta melalui rilis resmi yang diterima Kompas.com, akhir pekan lalu.
LBH Jakarta menyatakan bahwa alih-alih menaati perintah pengadilan, pemerintah justru dengan gamblang mengajarkan kepada masyarakat untuk mengabaikan dan melawan hukum atas putusan tentang UN yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor 228/PDT.G/2006/PN.JKT.PST tertanggal 21 Mei 2007. Putusan yang juga telah diperkuat oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan Mahkamah Agung (MA) menyebutkan empat poin berikut ini:
1. Menyatakan Presiden, Wakil Presiden, Mendiknas (Mendikbud), dan Ketua Badan Standar Nasional pendidikan lalai dalam memenuhi hak asasi manusia, terutama hak atas pendidikan dan hak-hak anak.
2. Memerintahkan kepada Presiden, Wakil Presiden, Mendiknas (Mendikbud), dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) untuk memperbaiki sarana prasarana, peningkatan kualitas guru, dan akses informasi ke daerah sebelum ujian nasional dilaksanakan.
3. Memerintahkan kepada Presiden, Wakil Presiden, Mendiknas (Mendikbud), dan Ketua BNSP untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi gangguan psikologis dan mental peserta didik dalam usia anak akibat penyelenggaraan ujian nasional.
4. Memerintahkan kepada Presiden, Wakil Presiden, Mendiknas (Mendikbud), dan Ketua BNSP meninjau ulang sistem pendidikan nasional.
Dalam pertimbangannya, hakim juga menyebutkan bahwa UN berdampak buruk pada perkembangan psikologis anak dan menanamkan perilaku korupsi kepada anak. Permohonan eksekusi telah diajukan dan bahkan PN Jakarta Pusat sudah mengajukan peringatan kepada Presiden, Wapres, Mendikbud, dan Ketua Badan BSNP untuk melaksanakan putusan tersebut. Namun, hingga kini, UN tetap digelar, bahkan penyelenggaraannya amburadul.
"Bukan hanya melawan perintah pengadilan, sesungguhnya Presiden, Wakil Presiden, Mendikbud, dan Ketua BNSP pun secara tidak malu melanggar UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di mana Pasal 58 dengan jelas mengatur bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan," kata LBH Jakarta.

Pecat Menterinya
LBH Jakarta juga merekomendasikan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menghentikan M Nuh dari kursi Mendikbud. Mantan Menkominfo itu terbukti gagal.
"Karena jelas telah terbukti tidak bisa bertanggung jawab dan memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," demikian tertulis.
Sejak mulai digelar pada 2004, UN terus menimbulkan permasalahan. LBH Jakarta mencatat 11 kekacauan besar terjadi pada penyelenggaraan UN tahun 2013 untuk jenjang SMA, yaitu penundaan ujian nasional di 11 provinsi,  keterlambatan paket soal, kekurangan lembar soal dan lembar jawaban, paket mata pelajaran tertukar, kualitas kertas yang buruk, soal ujian nasional tercecer, tidak bisa mengikuti karena berhadapan dengan hukum, sekolah tidak kebagian soal dan lembar jawaban, materi ujian tak sesuai jadwal, problem UN untuk siswa berkebutuhan khusus, serta pengiriman soal salah daerah.
Namun, gagalnya UN dinilai bukan semata karena persoalan teknis dan kapabilitas Mendikbud dan jajarannya. Hanya saja, para pejabat negara yang berwenang dinilai telah melakukan pembangkangan hukum, mengalami disorientasi pendidikan yang mengancam rusaknya generasi bangsa.  
"Seandainya pemerintah menaati perintah putusan pengadilan di atas, kejadian dan kekacauan-kekacauan UN di setiap tahun bisa dihindari," lanjut keterangan tersebut.

Manfaat Gerakan Shalat bagi Kesehatan


Shalat adalah ibadah ruhiyah sekaligus ibadah jasadiyah. Selain mampu membentuk jiwa menjadi dekat dengan Allah serta mencegah perbuatan keji dan mungkar, shalat juga mengandung banyak manfaat ditinjau dari aspek kesehatan.
Berikut ini manfaat gerakan shalat bagi kesehatan, sebagaimana dijelaskan dr Muhammad Ali Toha Assegaf dalam Buku Pintar Sehat Islami:
1.      Berdiri tegak
Gerakan shalat ini melatih sikap tubuh dan membantu kerja jantung dalam mengantarkan darah beserta komponennya ke seluruh tubuh, khususnya organ bagian bawah.
2.      Ruku’
Gerakan shalat membungkuk membentuk sudut 90 derajat dengan tangan memegang lutut ini menggerakkan otot punggung, perut dan persendian tulang belakang untuk mencegah dan mengobati penyakit-penyakit persendian. Pada saat ruku’ seseorang mengejan sehingga memberikan efek peningkatan tonus parasimpatis yang akan menyeimbangkan sistem saraf otonom. 
Ruku’ yang benar akan mencegah serta mengobati nyeri punggung, spondilitis, serta spasme otot perut dalam dan otot-otot punggung.
3.      I’tidal
Gerakan shalat shalat ini meningkatkan fleksbilits otot punggung dan sendi tulang belakang, rongga dada serta anggota gerak atas.
4.      Sujud
Sujud melatih otot punggung, lengan, paha, tungkai, pinggang dan otot-otot perut. Dengan meningkatkan kekuatan otot tersebut, akan membantu pencernaan dan mencegah penyakit yang berhubungan dengan usus. Sujud sangat bermanfaat membantu penderita mag.
Gerakan menuju sujud juga menggerakkan persendian yang dapat meningkatkan fleksibilitas dan membantu penyembuhan penyakit rematik kronis. Sujud juga akan membantu memperbaiki aliran darah ke otak sehingga memenuhi kebutuhan darah di otak yang kemudian dapat mencegah pikun (demensia), gangguan susunan saraf pusat, dan vertigo.
5.      Duduk diantara dua sujud
Gerakan shalat ini sangat baik untuk meningkatkan ketenangan karena terjadi peregangan otot-otot pinggang, paha, tungkai, otot dalam rongga perut dan otot dinding perut. Hal ini mencegah gangguan tulang belakang seperti spondilo atrosis.
6.      Berdiri dari Sujud
Gerakan ini meningkatkan kekuatan otot-otot lengan, tangan, bahu, pinggang, paha dan tungkai bawah. Gerakan ini juga meningkatkan fleksibilitas persendian serta mencegah dan mengobati encok dan artristis.
7.      Duduk Tasyahud
Duduk tasyahud memberi efek peregangan dan relaksasi pada otot-otot pinggang dan perut bagian bawah, otot paha dan tungkai.
8.      Salam
Salam membuat peregangan otot-otot bahu dan leher untuk mencegah dan mengobati pengapuran di leher. 
Demikian manfaat gerakan shalat bagi kesehatan, seperti dijelaskan dr Muhammad Ali Toha Assegaf dalam Buku Pintar Sehat Islami. []

Minggu, 21 April 2013

MA’RIFATUL ISLAM



Islam secara etimologis memiliki makna :
§ menundukkan wajah- Aslamul Wajhi (QS. 4 : 125)
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
§ berserah diri- Al Istislam (QS. 3 : 83)
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
§ suci, bersih- As Saliim (QS. 26 : 89)
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
§ selamat, sejahtera- As Salaam (QS. 6 : 54)
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
§ Perdamaian- As Silmu (QS 47 :35)
Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu.

Dengan pengertian secara etimologis ini dapat disimpulkan bahwa Islam memiliki sifat yang dibawanya yaitu berserah diri dan wujud perdamaian. Manakala kalimat Islam di dalam Al Qur’an disebut disebut sebagai diin (QS. 3 : 19, 85) yang berarti suatu manhaj. Sistem dan aturan hidup yang menyeluruh dan lengkap. Dengan demikian, kalimat Islam adalah ketundukkan, wahyu ilahi (QS. 53 :4, 21 :7), diin keselamatan dunia-akhirat. Kesimpulan dari makna-makna tersebut: Islam adalah panduan hidup yang lengkap bagi manusia, dengan berserah diri dan tunduk maka ia akan mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian dunia dan akhirat. Akhirnya, Rasulullah bersabda bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya. Islam itu tinggi dan akan dimenangkan ke atas semua agama, kepercayaan dan ideologi (QS. 48 : 28, 9 : 33).

Jumat, 19 April 2013

Membuang Uang demi Merokok

SERAMBINEWS.COM - Meski iklan tentang bahaya merokok ada di mana-mana, kebiasaan merokok tetap ada, termasuk di lingkungan kampus. Sebagian mahasiswa merokok sejak masih SMA bahkan ada yang mulai dari SMP meski di antara mereka belum punya penghasilan sendiri. Jadi, mereka menggunakan uang saku untuk membeli rokok ketimbang makanan sehat.


Di kampus, mereka dengan mudah mengabaikan larangan merokok karena lingkungannya lebih permisif. Saat masih menjadi siswa SMP atau SMA, orangtua dan guru bisa melarang dan memarahi jika mereka kedapatan merokok.


Saat kuliah, mahasiswa lebih sering berada di luar rumah dan dinilai mampu membuat keputusan penting bagi hidupnya. Mereka dianggap sudah lebih dewasa.


”Banyak teman saya, terutama laki-laki, merokok sejak lama. Sebagian kecil ada yang ingin berhenti merokok dan meminta teman-teman yang tidak merokok untuk mengingatkan jika dia menyalakan rokok lagi. Sayang, keinginan itu hanya sebatas niat,” kata Ru’in Fatimah (20), mahasiswa semester IV Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Minggu (24/3/2013), di Jakarta.

Setyo Deantoro (22), mahasiswa semester VIII Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, berpendapat, sah-sah saja mahasiswa menghabiskan sebagian uang sakunya untuk membeli rokok. Menurut dia, mahasiswa lain juga memakai uang saku untuk membeli buku atau bahkan barang yang tidak perlu.


”Bagi mahasiswa, merokok mungkin salah satu cara untuk menghabiskan uang, sedangkan mahasiswi menghabiskan uangnya untuk membeli baju atau kosmetik. Itu kan sama saja,” kata Setyo yang tengah menyusun skripsi. Dia mengaku tidak suka merokok dan enggan memulai kebiasaan tersebut.


Ada larangan


Di beberapa sudut kampus Universitas Gadjah Mada, seperti di Fakultas Kedokteran, ada larangan merokok yang berlaku bagi seluruh penghuni dan pengunjung di kampus. ”Mereka yang merokok akan mengungsi ke lokasi lain yang tidak ada larangan tersebut,” kata Setyo.


Fariz Razmi (19), mahasiswa semester IV Program Studi Teknik Elektro, Universitas Indonesia, juga tak peduli dengan kebiasaan teman-teman yang merokok.


”Terserah mereka uang sakunya dipakai untuk apa. Saya tidak merokok karena dari dulu memang dilarang orangtua,” kata Fariz.


Menurut Ru’in, teman-temannya yang merokok menghormati keinginan mereka yang tidak merokok saat berada di kantin kampus.


”Biasanya mereka tidak protes saat diminta menyingkir sejenak agar kami yang ingin makan terbebas dari asap rokok,” kata Ru’in.


Larangan merokok di sekolah pada umumnya masih ditaati siswa SMA. Namun, begitu keluar pagar sekolah pelajar laki-laki kembali merokok. Pada masa ini biasanya teman-teman perempuan mereka protes dan berani menasihati agar tidak membuang uang untuk membeli rokok.


”Sayang, kan, orangtua susah-susah mencari uang malah ’dibakar’,” kata Chairani, siswa kelas X SMA Negeri 5 Pondok Gede, Bekasi.


Menurut dia dan ketiga rekannya, Arum Sari Pertiwi, Laviana, serta Nadira Ruvenda, banyak teman laki-laki mereka merokok sejak sebelum SMA. Bahkan, beberapa orangtua teman mereka mengizinkan anaknya merokok di rumah dengan alasan lebih baik melakukannya di rumah ketimbang di luar agar bisa terkontrol.


Harus diperhitungkan


Kebiasaan merokok mahasiswa biasanya dimulai sejak mereka berusia remaja, bahkan bisa terjadi sejak duduk di bangku SD. Harapannya, saat mereka menjadi mahasiswa, seiring kemampuan berpikir yang lebih dewasa, akan mampu mengurangi kebiasan merokok. Ternyata mereka tak kunjung berhenti merokok.


Psikolog Anna Surti Ariani, yang akrab disapa Nina, mengatakan, kebiasaan merokok bisa menjadi semakin bertambah saat masuk dunia perkuliahan. Apalagi sebagai mahasiswa mereka sudah bisa mengambil keputusan sendiri. Jika mereka tidak mendapat uang saku dari orangtua, pasti berbagai cara mereka lakukan untuk mendapat rokok.


”Kalau sudah kuliah, sulit bagi orangtua membatasi uang saku untuk membeli rokok karena mereka sudah bisa mengambil keputusan sendiri. Mereka juga bisa mencari uang saku sendiri,” kata Nina.


Untuk menghentikan kebiasaan merokok pada mahasiswa, menurut Nina, tidak bisa dengan cara yang sederhana. Seharusnya mahasiswa diajak berpikir untuk memperhitungkan berapa uang yang dibuang dalam sehari untuk membeli rokok, bukan hanya mengenai kenikmatan merokok.


”Misalnya, dalam sehari merokok satu bungkus butuh uang berapa, lalu berapa produktivitas yang dihasilkan. Kalau ada hasilnya, mereka pasti berani menjawab, misalnya dengan membuang uang Rp 30.000 bisa menghasilkan satu bab skripsi,” ujar Nina.


Nah, jika mahasiswa tidak menghasilkan apa-apa dengan banyaknya rokok yang diisap, Nina menganjurkan agar menghentikan kebiasaan merokok sekarang juga.


”Kalau mereka bilang merokok untuk menghilangkan stres, apakah benar? Apakah tidak ada stres tambahan yang dialami dengan merokok? Apakah tidak ada risiko kesehatan yang diderita? Banyak pertanyaan yang harus diajukan kepada mereka,” katanya.


Pengaruh lingkungan juga mempunyai peran besar bagi mahasiswa yang masih mempertahankan kebiasaan merokok. Mahasiswa mempunyai banyak waktu di kampus. Bukan hanya saat kuliah, mereka juga sering menghabiskan waktu untuk nongkrong di kantin atau lokasi lain di kampus.


”Di kampus, kami suka nongkrong di kantin kemudian kumpul bersama teman-teman yang merokok. Karena takut diledek, mereka pasti ikut merokok. Apalagi seusia mahasiswa masih membutuhkan dukungan teman-teman. Jadi, agak sulit bagi mereka menghentikan kebiasaan merokok,” kata Nina.


Seberapa kuat niat menghilangkan kebiasaan merokok, menurut Nina, bukan masalah pengetahuan mahasiswa tentang dampak merokok. Namun, harus didukung oleh orang-orang di sekitarnya. Seharusnya ada aturan tegas dari kampus untuk melarang merokok di area kampus.


Nah, mau berhenti merokok atau tidak kembali pada diri kita sendiri. Jika kita mempunyai rasa percaya diri tidak merokok, kenapa tidak mulai dari sekarang untuk berhenti. Tak perlu lagi kita membuang uang hanya karena ikut-ikutan merokok.

Sumber:

Gubernur Jabar : Guru Yang Menentukan Hebatnya Suatu Bangsa


Bandung, UPI
Prosesi Wisuda Gelombang I Universitas Pendidikan Indonesia menjadi istimewa dengan hadirnya Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, Lc.  Prosesi yang dilaksanakan di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung itu dihadiri oleh  2.174 wisudawan, keluarganya, dosen dan para guru besar UPI.
Dalam kesempatan tersebut Ahmad Heryawan menyampaikan rasa bangganya karena bisa hadir di upacara Wisudawa Gelombang I di Tahun 2013. Menurutnya UPI adalah kampus yang mengeluarkan lulusan tenaga pendidikan terbesar dan terbaik di Indonesia.  Hal ini pula yang melandasi prioritas kehadirannya pada upacara wisuda UPI ditengah kesibukannya mengelola propinsi Jawa Barat.
Menurutnya, kebanggaan dan harapan hebatnya pada suatu bangsa ditentukan oleh sumber daya manusia, dan sumber daya alam.  Oleh karenanya perlu adanya pemanfaatan secara optimal, dan hal tersebut  tidak mungkin dilakukan apabila mendapatkan sumber daya manusia yang unggul tanpa disertai adanya proses pendidikan.  Perlu adanya fokus terhadap pembangunan sumber daya manusia di masa depan.
Diungkapakan ia, suatu hal yang mengkhawatirkan bila sumber daya alam tidak bisa dikelola dengan baik karena tidak adanya sumber daya manusia yang berkualitas.  Jangan sampai negara indonesia memiliki “Curse Disease,” atau penyakit kutukan sampai negara Indonesia yang memiliki anugrah sumber daya alam yang kaya raya, karena tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas menjadi negara yang miskin ditengah limpahan kekayaan alamnya.
“Kita harus bersiap menghasilkan sumber daya manusia yang  unggul di negeri ini. Ciptakan manusia unggul dan tangguh di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.  Tentunya keunggulan dan ketangguhannya harus disertai sentuhan halus, kasih sayang yang dimunculkan oleh para guru sebagai manusia pembentuk sumber daya manusia di masa depan. Menurut saya harus ada penghargaan yang diberikan kepada guru yang menentukan hebatnya suatu bangsa. Menyinggung eksistensi UPI di sinilah gudangnya manusia yang akan harumkan bangsa Indonesia.” ujarnya.
Ia pun memaparkan bahwa tolok ukur keberhasilan pendidikan pertama adalah beraninya orang untuk hidup di wilayah lain. Hal tersebut menunjukkan rasa percaya diri yang disertai pengetahuan yang cukup. Kedua perlunya perhatian terhadap hardware atau perangkat keras pendidikan, dimana sarana dan prasarana yang harus dilengkapi untuk anak didik kita.  Ketiga software atau perangkat lunak berupa kurikulum yang merupakan arah pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal akan tetapi memiliki religiusitas dan karakternya. Memang saat ini kurikulum memang masih terdapat catatan untuk diperbaiki.  Namun tujuan akhir dari kurikulum adalah mencetak generasi terdidik, sehat, mampu berdaya saing, dan takwa. Pada intinya adalah pembangunan sumber daya manusia lahir batin.  Keempat adalah adanya brainware dari keluarga, guru, komunitas, yang hadir dengan sepenuh cinta. Brainware itu berupaya memotivasi siswa didik agar menjadi yang terbaik, dan mendorong agar mampu menemukan jati diri dan potensi diri mereka masing-masing.
“Allah memberikan semua orang proporsi yang proporsional yang berbeda-beda.  Tugas kita semua agar mampu memberikan arahan dan bimbingan agar seluruh anak bangsa memperoleh bahan ajar dalam membentuk sumber daya manusia yang seutuhnya dengan memberikan perlakuan dengan cinta kasih. Selamat atas atas peraihan sarjana dan pelaksanaan wisuda anda semua di hari ini,” imbuh Gubernur dipenghujung paparannya. 

Rabu, 17 April 2013

Ketum PGRI : Saatnya UN Dihapus!


Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI), Sulistyo mengaku prihatin atas kekacauan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 tingkat SMA/MA/SMK, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara nasional sejak Senin kemarin.
Ragam permasalahan UN terjadi di mana-mana. Bahkan sehari sebelum hari H pelaksanaan UN, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh resmi mengumumkan penundaan UN di 11 provinsi yang berada di zona Indonesia Tengah. Artinya, ini pertama kali UN tidak dilakukan serentak sejak Indonesia merdeka.
Lalu bagaimana PB PGRI memandang sekelumit persoalan UN yang pertama kali terjadi di Indonesia ini? Berikut penuturan Ketum PB PGRI Suslistyo melihat persoalan UN, sekaligus pernyataan sikapnya di Jakarta, Selasa (16/4):
Belum selesai pro-kontra tentang Kurikulum 2013, kini dunia pendidikan di tanah air dihadapkan pada kenyataan yang memprihatinkan terkait penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2013.
Sejak pertama diselenggarakan tahun 2004 UN telah terjadi pro-kontra, dan setiap tahun menimbulkan masalah. Secara prinsipil UN melanggar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 58 yang menetapkan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik  dilakukan oleh pendidik untuk mamantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Perdebatan hukum dari pro-kontra UN telah sampai pada pengadilan tertinggi yaitu adanya penolakan MA atas kasasi pemerintah (perkara Nomor 2569 K/PDT/2008) yang berarti bahwa penyelenggaraan UN bertentangan dengan perundang-undangan dan hak asasi manusia, khususnya hak anak.
Secara pedagogis UN telah melanggar asas-asas pendidikan yang mulia karena telah menyempitkan makna belajar, berdampak buruk pada perkembangan psikologi anak, dan secara sosio-politik menanamkan nilai-nilai koruptif secara dini pada generasi muda.
Tahun 2012 PB PGRI secara internal melakukan survey tentang UN pada guru, kepala sekolah, dan pengawas yang hasilnya tergambar sebagai berikut:
- Guru: 28,57% menganggap UN sebagai kebijakan yang tidak tepat, dan 42,86% sangat tidak tepat
- Kepala sekolah: Kebijakan UN tidak tepat 26,15%, dan 49.23% menganggap kebijakan UN sangat tidak tepat
- Pengawas: 27% menganggap kebijakan UN tidak tepat dan sangat tidak tepat 41,77%
Penilaian itu disebabkan karena ternyata UN tidak berhasil mengingkatkan semangat belajar, menimbulkan kecurangan, menimbulkan ketegangan murid, dan menanamkan mental koruptif pada anak.
Meski demikian banyak keberatan dan dampak buruknya, pemerintahan tetap melaksanakan UN setiap tahun. Bahkan pada 2013 nilai ujian nasional menjadi salah satu komponen yang menentukan untuk masuk perguruan tinggi tanpa melalui tes (SMNPTN).
Terkait hal itu tahun 2013 pemerintah membuat 20 variasi soal dilengkapi barcode, dan menunjuk enam percetakan yang (menurut pemerintah) terbaik dan dapat dipercaya. Namun  pada pelaksanaannya ujian nasional, Senin 15 April 2013, untuk SMA/SMK sederajat sungguh kacau.
Selain 11 provinsi belum menerima paket soal, sejumlah daerah kekurangan lembar soal dan lembar jawaban, paket mata pelajaran tertukar, hingga kualitas kertas buruk yang mudah sobek. UN terpaksa tidak serempak karena 11 provinsi di Indonesia Tengah dan beberapa daerah lainnya di bagian barat ujian diselenggarakan pada tanggal 18 April.
Pemerintah dan percetakan saling lempar tanggung jawab, dan masing-masing menganggap ini sekedar masalah teknis dan oleh karena itu menganggap selesai dengan meminta maaf.
PGRI menganggap bahwa kekacauan ini bukan sekedar persoalan teknis, tetapi lebih daripada itu adalah masalah humanis, masalah manusia atau human error. Karut marut UN merupakan cerminan dari tidak kapabelnya managemen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meng-handle amanah dan tugas-tugas penyelenggaraan pendidikan nasional.
Fenomena UN 2013 ini hendaknya menyadarkan kita bahwa adalah muskil mengharapkan kemajuan bangsa ini dengan mempercayakan pendidikan pada pihak-pihak yang tidak  berkompeten. Sementara itu kita tahu bahwa pendidikan adalah episentrum yang sangat menentukan perjalanan bangsa ini pada masa mendatang.
Sehubungan dengan fakta dan pemikiran di atas, serta mengkaji secara mendalam tentang penyelenggaraan UN dari masa ke masa, PGRI dengan ini menyatakan sikap:
Bahwa penting kiranya Presiden RI untuk memberikan perhatian dan mengaudit dengan sungguh-sungguh kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehubungan dengan  berbagai masalah pendidikan yang akhir-akhir ini semakin menunjukkan gejala disorientasi, seperti konsep Kurikulum 2013 yang direncanakan akan dilaksanakan pada Juli 2013, dan khususnya terkait dengan pelaksanaan UN.
Pihak berwenang, seperti BPK, perlu mengaudit tentang managemen tender dalam penentuan percetakan soal-soal UN.
Ketidakserentakan UN disebabkan oleh tidak tersedianya soal tepat pada waktunya, telah membuka peluang yang lebih besar untuk terjadinya kecurangan, dan ini sangat menghawatirkan tentang akurasi dan validitas perolehan nilai siswa. Oleh sebab itu PGRI mendesak agar SMNPTN yang menjadikan nilai UN sebagai komponen  penerimaan masuk PTN dibatalkan.
Hendaknya semua pihak berpikir bahwa inilah saatnya UN dihapuskan, dan merumuskan kembali model evaluasi yang sesuai dengan perundang-undangan dan model pembelajaran yang direkomendasikan/yang dipilih.

Agenda Silaturahim dan Qurban Mahasiswa Muslim Cirebon

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah….(QS Ali Imran ayat 110)



Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (QS Al ‘Ankabuut (29) ayat 7)


Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (QS Al Hajj (22) ayat 34)



Agenda kurban Mahasiswa Muslim Cirebon pada Jum'at, 11 November 2011.



Senin, 15 April 2013

Anak Rohis yang Berprestasi ( Catatan SM-3T )



Alhamdulillah, kedua siswa saya yang paling aktif dalam Rohis SMAN 1 Peunaron menjadi siswa yang cukup berprestasi juga dalam bidang akademik.  Mereka bernama Toha Afifudin dan Mulkan. Saat mereka duduk di kelas sepuluh, saya diamanahi mengajar Kimia dan Fisika di kelas mereka. SMAN 1 Peunaron tergolong salah satu sekolah terpencil di daerah Kabupaten Aceh Timur.

Saat kelas sepuluh, Mulkan menjadi juara kelas dan merupakan juara 2 OSN Kimia SMA/MA se-Kabupaten Aceh Timur. Dia salah satu dari 3 siswa yang menjadi delegasi Kabupaten Aceh timur dalam OSN Kimia tingkat Provinsi Ace tahun 2012.

Saat ini Mulkan duduk di kelas XI IPA 1 dan Toha duduk di kelas XI IPS 2. Walau pun Toha sebenarnya dapat masuk ke kelas IPA tetapi minatnya ke IPS karena dia memiliki cita-cita menjadi wirausahawan. Keduanya, Toha dan Mulkan menjadi juara kelas di kelasnya masing-masing di semester 1 kemarin. Dua hari yang lalu Toha memberikan kabar kalau dia juara 3 dalam OSN TIK SMA-MA se-Kabupaten Aceh Timur sedangkan Mulkan juara 1 dalam OSN Kimia SMA/MA se-Kabupaten Aceh Timur. Keduanya akan menjadi delegasi Kabupaten Aceh timur dalam OSN Kimia tingkat Provinsi Aceh tahun 2013.

Keep Spirit, Semoga Lolos ke tingkat Nasional dalam OSN SMA/MA. 

Minggu, 14 April 2013

Komitmen Kita sebagai Muslim


"Komitmen kepada Islam bukanlah warisan atau keturunan. Bukan pula komitmen sebatas penampilan luar. Melainkan komitmen kepada ajaran Islam, komitmen terhadap Islam dan menyesuaikan diri dengan Islam dalam seluruh aspek kehidupan."
Bismillah.........

GURU SM-3T MENJADI PETUGAS UPACARA BENDERA



Petugas upacara bendera pada setiap hari Senin umumnya dilakukan oleh para siswa kecuali Pembina upacaranya. Namun, di Asrama Rusunawa PPG SM-3T cukup berbeda karena semua petugas upacaranya dilakukan oleh para guru.  

 
Upacara bendera direncanakan akan menjadi agenda rutin.Upacara perdana telah dilakukan pada hari Senin, tanggal 8 April 2013.Petugas upacara bendera perdana yaitu:
·         Pembina Upacara        : Vitalis Jebarus, S.Pd
·         Pemimpin Upacara      : Delih Rusman, S.Pd
·         Protokol                      : Ari Yanto Wibowo, S.Pd
·         Pengibar Bendera        : Asep Abdul R, S.Pd, Asep Saepul U, S.Pd, Arifudin, S.Pd
·         Pembaca UUD            : Tevi Cerulo W, S.Pd
·         Pembaca Do’a            : Suharyadi, S.Pd
·         Pemimpin Pasukan      : Ridwan Abdul Goni, S.Pd, Suharsih, S.Pd
·         Dirigen                        : Hylda Nadia, S.Pd
·         Tura                             : Nayudin Hanif, S.Pd
·         Ajudan                        : Nurfaizal Hamzah, S.Pd
·         Paduan suara               : Mahasiswa PPG SM-3T prodi PGSD

Peserta upacara bendera yaitu Mahasiswa PPG SM-3T prodi Pendidikan Kimia, Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan IPS.