‘ADAMUL HIQDI WAL HASAD
Makna Hiqdu dan Hasad
Al-hiqdu (dengki) dan hasad (iri) adalah dua jenis perbuatan yang tercela dan keduanya merupakan perbuatan hati yang pada awalnya lahir karena marah yang tidak terkendali sehingga memunculkan dendam kemudian lahir setelahnya dengki dan hasad.
Hukum al-Hiqd wal Hasad
Hukum al-hiqdu dan al-hasad adalah haram, karena akan merusak hubungan seseorang dengan saudaranya seiman. Sifat ini akan menghancurkan perbuatan baik sebagaimana api yang membakar kayu hingga menjadi abu. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw :
“Al-Hasad memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”.
Tercelanya Sifat al-Hiqd wal Hasad
1. “Al-Hasad memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”.
2. “Janganlah kalian saling hasad, saling memotong, saling marah dan saling benci, namun jadilah hamba Allah yang bersaudara”
3. “Tiga perkara yang tidak akan memberikan keselamatan seseorang : prasangka, angan-angan dan al-hasad, dan akan aku beritahukan jalan keluar dari 3 hal tersebut : Jika kamu berprasangka maka jangan menurutinya, jika kamu berangan-angan maka lewatkan saja, dan jika kamu berhasad maka jangan kamu cari-cari”.
4. “Hampir saja kefakiran menjadikan kekufuran, dan al-hasad mengalahkan takdir”
5. “Sesungguhnya umatku akan mengalami penyakit umat terdahulu, mereka berkata : Apakah penyakit umat terdahulu? Sabda Beliau : “Kejahatan, berbangga diri, saling membanyak harta, saling berlomba-lomba kehidupan duniawi, saling berjauhan dan saling hasad sehingga terjadi kedzaliman kemudian kehancuran”.
6. “Yang paling aku takuti dari umatku adalah memperbanyak dalam diri kalian harta sehingga saling hasad dan berperang”.
7. “Mohonlah pertolongan agar mampu menunaikan hajat dengan sembunyi-sembunyi, karena setiap ada kenikmatan ada yang hasad”
8. “Sesungguhnya nikmat-nikmat Allah pasti ada musuhnya. Dikatakan, “Siapakah mereka ?” Maka Beliau berkata, “Yang selalu hasad terhadap manusia yang mendapat karunia Allah”.
9. “Enam perkara yang akan memasukkan manusia kedalam neraka sebelum dihisab selama setahun. Dikatakan, “Sipakah mereka ya Rasulallah ? Beliau katakan, “Para pejabat yang dzalim, orang arab yang fanatik, orang sukses yang sombong , pedagang yang khianat, para pejabat yang bodoh, dan ulama yang hasad”.
Sebab-sebab Munculnya al-Hiqd wal Hasad
• Al-adawah wal baghdha (permusuhan dan kebencian)
• At-ta’azzuz (merasa dirinya lebih dari yang lain)
• At-ta’ajjub dan takabbur. (bangga dan sombong)
• Al-khauf min fauti al-maqashid al-mahbubah (Takut kehilangan akan tujuan-tujuan yang disukai).
• Hubbu Riyasah (Cinta jabatan)
• Kobtsu an-nafs (jiwa/hati yang jelek)
• Al-Bukhlu (Bakhil/kikir)
Tingkatan-tingkatan al-Hiqd wal Hasad
- Senang dengan hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain walaupun nikmat tersebut tidak berpindah kepadanya. Tingkatan ini adalah yang tercela. Sebagaimana yang difirmankan Allah : " ولا تتمنوا ما فضل الله به بعضكم على بعض “
- Senang dengan hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain dan ingin/berusaha mendapatkannya, seperti rumah yang mewah, wanita yang cantik atau jabatan. Tingkatan ini juga tercela namun labih ringan dari yang pertama.
- Tidak senang dengan keadaan dirinya dan berharap agar sama dengan orang lain, dan jika tidak mampu menyamainya, maka dirinya berharap agar hilang dari orang lain, paling tidak agar dirinya tidak sederajat dengannya. Tingkatan ini ada yang tercela dan ada yang tidak tercela.
- Keinginan dirinya seperti orang lain, dan jika tidak dicapai maka tidak ingin keadaan tersebut hilang darinya.Tingkatan ini yang adalah yang paling ringan dari yang tiga tingkatan sebelumnya.
Akibat dari al-Hiqdu wal Hasad
- Berharap hilangnya harta yang dimiliki orang lain dan senang terhadap musibah yang menimpa saudaranya.
- Membuat hati menjadi keruh dan sedih/gelisah dengan cobaan yang menimpa dirinya.
- Mencela, mencemooh dan memutuskan hubungan dengan orang lain.
- Menganggap orang lain lebih rendah dan hina darinya.
- Suka berbohong dan ghibah serta suka membuka aib orang lain.
- Menceritakan kebiasaan orang lain dengan maksud menghinakan dan mencelanya.
- Menyakiti orang lain dengan kekerasan, bahkan dengan memukul atau yang berhubungan dengan fisik.
- Menghalangi orang lain dalam menunaikan kewajiban agamanya, seperti membayar hutang, silaturahim dan menolak kedzaliman.
Terpujinya Meninggalkan al-Hiqdu wal Hasad
Jika penyakit al hiqdu wal hasad adalah tercela dan haram, sehingga diwajibkan pada orang yang beriman untuk meninggalkan dan menjauhinya, berusaha menjaga hatinya agar tidak terjerumus pada penyakit ini, maka orang yang telah mampu meninggalkan dan menjauhkan dari penyakit al hiqdu wal hasad akan mendapatkan pujian dan balasan yang sangat besar dari Allah SWT.
Kiat Mengobati Penyakit al-Hiqdu wal Hasad
1.Mengenal penyakit-penyakit hati, terutama penyakit al-hiqdu wal hasad, karena dengan mengenalnya maka akan berusaha menghindar darinya.
2.Berusaha menghindari pangkal penyakit hati dan sebab-sebabnya.
3.Berteman dengan orang-orang yang salih yang bersih dari penyakit al hiqdu wal hasad, seperti yang dikisahkan pada sahabat Anas tentang ketertarikan Abdullah bin Amru bin Ash terhadap hamba Allah yang disebutkan Nabi saw sebagai calon penghuni surga.
4.Berlapang dada dengan pemberian Allah kepadanya dan tidak iri dengan apa yang Allah anugrahkan kepada orang lain, namun ikut senang dan gembira terhadapnya, seperti yang diajarkan Rasulullah saw dalam haditsnya : “Ya Allah tidak ada kenikmatan yang Engkau anugrahkan kepada kami dan setiap orang dari makhluk-Mu kecuali dari-Mu belaka karena itu segalanya hanya Milik-Mu dan puji syukur untuk-Mu”.
5.Mengetahui akibat buruk yang akan diperoleh dari orang yang memiliki penyakit al-hiqdu wal hasad.
6.Memohon kepada Allah agar hatinya dijauhkan dari penyakit al-hiqdu wal hasad
Seperti dalam do’a yang termaktub dalam surat Al-Hasyr ayat 9 :
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami, dan janganlah Engkau jadikan hati kami ada gill (dengki) terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau adalah Maha Lembut dan Maha Pengasih”.