KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.3
Coaching Untuk Supervisi Akademik
Assalamu’alaikum warahmatullah....
Saya, SUHARYADI, Calon Guru Penggerak
Angkatan 8 (CGP A8) dari SMAS IT Albinaa, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT YANG Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. Dengan izin-Nya, Saya berkesempatan telah sampai di modul 2.3.
Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya,
sahabat-sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah sudah lebih dari tiga bulan Saya menjalani program pendidikan
guru penggerak PGP. Modul 2.3 dimulai sekitar tanggal 21 Agustus 2023 seperti
biasa mulai dari diri dan ekslporasi konsep mandiri modul 2.3 dan diakhiri
dengan Aksi Nyata modul.
Mulailah Saya mempelajari modul 2.3 tentang Mulai Dari Diri yang
dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2023. Pada tahap Mulai Dari Diri, Saya diminta
untuk melakukan refleksi mandiri.
Pemikiran Reflektif Terkait Pengalaman
Belajar
1. Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh
Alhamdulillah dari
modul 2.3 ini Saya menjadi lebih memahami
·
Konsep
Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi
yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach
memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran
diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore
(2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk
untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk
belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut,
International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai“…bentuk
kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan
profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan
mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”
Tabel Perbedaan antara Coaching, Mentoring, Konseling, Fasilitasi dan Training
·
Paradigma
Berpikir dan Prinsip Coaching
Paradigma
Berpikir Coaching tersebut adalah:
1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan
2. Bersikap terbuka dan ingin tahu
3. Memiliki kesadaran diri yang kuat
4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan
Prinsip Coaching “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”.
·
Kompetensi
Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching
Berdasarkan ICF (International Coaching Federation) ada 8
kompetensi inti namun untuk kebutuhan Pendidikan Guru Penggerak, kita
mempelajari 3 kompetensi inti yang
penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan
percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah.
Kompetensi inti coaching:
1. Kehadiran Penuh/Presence
2. Mendengarkan Aktif
3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot
Mendengarkan dengan RASA
·
Supervisi
Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching
Dengan memiliki paradigma berpikir coaching, kita bersama
akan meningkatkan peran kita di sekolah sebagai seorang supervisor. Supervisor
yang dimaksud dapat diperankan oleh kepala sekolah, guru senior dan rekan
sejawat.
2. emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
Modul 2.3 ini memberikan pengalaman juga secara nyata akan berbagai emosi
yang muncul saat menjalaninya. Misalnya rasa senang dan bahagia ketika dapat
berhasil berperan baik sebagai coach, coachee maupun sebagai obeserver. Baik dengan
rekan sesama CGP maupun rekan sejawat. Kadang juga mengalami emosi rasa “lelah”
karena berbagai amanah berbarengan di waktu yang bersamaan misal amanah di
rumah sebagai kepala rumah tangga, di sekolah dan sebagai peserta diklat CGP. Tentunya
semuanya harus diselesaikan sebisa mungkin dengan hasil terbaik sesuai
kemampuan.
3. apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar
Alhamdulillah Saya merasa pengetahuan dan pemahaman terhadap
Modul 2.3 sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Perbedaan antara coaching,
mentoring, konseling, fasilitasi dan training. Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching dan alur TIRTA
dalam proses coaching.
4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri dalam proses
belajar
Walaupun Saya merasa pengetahuan dan pemahaman terhadap Modul
2.3 sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya, tetapi Saya juga merasa perlu
memperbaiki diri dalam kemampuan berdiplomasi dengan rekan sejawat dan pimpinan
ketika akan mengajak dialog maupun berkolaborasi dalam membuat tugas atau pun
proyek lainnya baik yang berhubungan ngan dengan aktivitas guru penggerak
maupun amanah lainnya dalam bidang pendidikan.
5. keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
Alhamdulillah, dengan wasilah PGP dan pasca belajar modul 2.3 kompetensi dan
kematangan Saya semakin dirasa meningkat karena selain belajar pengetahuan,
Saya juga belajar praktek sebagai coach juga supervisor, coachee juga observer
baik bersama rekan CGP maupun dengan rekan sejawat di sekolah.
Praktek dengan rekan sejawat di sekolah tempat mengajar. Video dapat
diakses di https://www.youtube.com/watch?v=7JrrCMMsmnI.
Praktek dengan rekan CGP 8 saat ruang kolaborasi. Video dapat diakses di https://www.youtube.com/watch?v=nVjG-0DOrEo.
Semoga kemampuan Saya dapat bermanfaat dan diimplementasikan di sekolah jika rekan sejawat atau peserta didik mengalami masalah atau membutuhkan bantuan.
Analisis untuk Implementasi dalam Konteks CGP
1. memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan
konsep materi dan menggalinya lebih jauh
2. mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi
sehingga tergali wawasan (insight) baru
3. menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal
CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)
4. memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang
diidentifikasi
Modul 2.3 ini, menurut Saya sangat bermanfaat untuk dipelajari dan
diimplementasikan dalam lingkup CGP di sekolah masing-masing. Alhamdulillah Saya
pribadi, merasakan manfaatnya dan sudah berhasil berkolaborasi dengan beberapa
rekan sejawat di sekolah tempat menajar. Tantangan yang sempat dihadapi adalah
mengatur waktu dalam mempelajari modul dan mengajak rekan sejawat berkolaborasi
dalam praktek sebagai coachee dan observer. Alhamdulillah tantangan yang
dihadapi berhasil diselesaikan dengan alternatif solusi seperti berusaha lebih
memenej waktu dengan berbagai amanah yang ada. Selain itu berdiskusi dengan
rekan CGP dan rekan sejawat dalam menyelesaikan tugas mudul 2.3 ini termasuk
dalam praktek alur TIRTA dalam coaching.
Membuat keterhubungan
1. pengalaman masa lalu
2. penerapan di masa mendatang
3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain
yang telah dipelajari
4. informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di
luar bahan ajar PGP.
Masya Allah, studi kasus dalam Modul 2.3 ini, salah satunya mirip dengan
pengalaman pribadi yang Saya rasakan. Dulu, saat SMP, Kami sebagian siswa
pernah merasakan diperlakukan tidak adil oleh salah seorang guru. Guru Kami
tersebut mengadakan program privat/ bimbel di luar jam KBM dengan sistem
berbayar bagi yang mau. Tetapi kelemahan dari program privat/bimbel Beliau
selalu memberikan jawaban tugas-tugas yang diberikan dan melarang siswa yang
tidak ikut untuk melihat apa yang dipelajari di privat. Soal-soal ujian juga
benar-benar mirip dengan apa yang diberikan diprivat.
Dari pengalamn tersebut, Saya yang kini berprofesi sebagai Guru, berusaha
adil kepada semua siswa dan jika menemukan kasus serupa berusaha memberikan
coaching baik kepada guru mapun siswa sesuai pemahaman yang saya dapatkan dari
modul 2.3 ini.
Keterkaitan modul 2.3 dengan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi adalah,
dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik, maka idealnya harus
memahami perbedaan masing-masing karakteristik/ keberagaman peserta didik kita agar
dalam pemebelajaran, kita sebagai Guru, dapat melakukan pembelajaran
berdiferensiasi baik konten, proses maupun produk. Nah, hal tersebut dapat
dikontrol keefektifannya dengan adanya supervsisi akademik yang dipelajari dari
modul 2.3 agar pembelajaran yang dilakukan berpihak pada murid/ peserta didik sesuai
modul 1.1, tercapainya Visi Kelas/ Sekolah sesuai modul 1.3 dan terciptanya budaya
positif sesuai modul 1.4 tentunya dengan Nilai dan Peran kita sebagai Guru
penggerak yang sesuai dengan modul 1.2.
Keterkaitan modul 2.3 dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional adalah, dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik, maka idealnya harus dapat meningkatkan KSE baik untuk diri pribadi kita sebagai insan maupun guru dan untuk peserta didik dan semua civitas sekolah seperti kesadaran diri, menajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Nah, hal tersebut dapat dikontrol keefektifannya dengan adanya supervsisi akademik yang dipelajari dari modul 2.3 agar pembelajaran yang dilakukan berpihak pada murid/ peserta didik sesuai modul 1.1, tercapainya Visi Kelas/ Sekolah sesuai modul 1.3 dan terciptanya budaya positif sesuai modul 1.4 tentunya dengan Nilai dan Peran kita sebagai Guru penggerak yang sesuai dengan modul 1.2.
Alhamdulillah..... Bersyukur dapat bergabung dengan keluarga besar CGP Angakatan
8, banyak manfaat yang dapat diambil di dalamnya. Terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses mempelajari modul 2.3 PP Pak Hery
Nugroho, Pak Hariyono sebagai fasilitator, Pak SUHARTONO sebagai instruktur saat Elaborasi Pemahaman. Semoga apa yang dipelajari dan ditulis bermanfaat
dan berkah bagi Saya dan orang lain.