Resume ketujuh belas (17) yang ditulis Suharyadi (Peserta
KBMN 29)
Moderator: Sim Chung Wei, SP.
Narasumber: Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd
Alhamdulillah, segala puji dan syukur, kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Hari ini pertemuan ke-17 Kelas Belajar Menulis Nusantara
(KBMN). Pada pertemuan malam hari ini
dibersamai oleh moderator Bapak Sim Chung Wei, SP dan narasumber Ibu Dr. Hj. E.
Hasanah, M.Pd. Tema menarik malam ini yaitu “Menulis Puisi”.
Bu E. Hasanah, dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 10 Agustus 1967 dari
pasangan Bapak Adjar Djarkasih dan Umi Siti Aisyah. Menikah dengan Drs. M.
Hasan, M.Si. tahun 1988 dengan dikaruniai tiga orang anak yakni, Hanief
Syahrizal, S.Pd. (guru Matematika di SMAN 1 Cicurug), Hasbi Aprizal, S.Hum.
(merintis usaha), dan Hasri Ahsanti, S.Tr. (bekerja di Rumah Sakit Paru
Karawang). Beliau menempuh pendidikan dimulai dari SDN Bojong Genteng (lulus
tahun 1980), Madrasah Diniyah (lulus tahun 1982), Madrasah Tsanawiyah
Al-Manshuriyah Pamatutan (lulus tahun 1983), SMA Negeri Cibadak Sukabumi (lulus
tahun 1986), melanjutkan ke Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas
Ibn Khaldun Bogor (lulus tahun 1992). Menempuh pendidikan Pascasarjana IMNI
program studi manajemen Pendidikan (lulus tahun 2010) dan Pascasarjana Program
Studi Administrasi Pendidikan UNINUS (lulus tahun 2019) dan menyelesaikan
Pascasarjana Ilmu Pendidikan (S3) di UNINUS Bandung (lulus tahun 2022).
Riwayat Pekerjaan Beliau di antaranya pernah berkiprah di dunia Pendidikan
sebagai guru di MAN Cibadak (1994-2015), dan beberapa lembaga pendidikan swasta
(1990-2017), Pendiri Yayasan Pendidikan Halima Al-Azar (Kursus, Kober, dan TK
Halima Bojonggenteng, 2002 - sekarang) dan sebagai Pengawas Madrasah Aliyah di
Kankemenag Sukabumi (2015 - sekarang) serta staf Pengajar di STAI Kharisma
Cicurug.
Prestasi yang telah diraih Beliau di antaranya sebagai Pengawas berprestasi
tingkat Jawa Barat tahun 2021 dan sebagai salah satu Peraih Anugerah Guru dan
GTK Kemenag Berprestasi Tingkat Nasional Kategori Pengawas Madrasah Berprestasi
tahun 2021, sebagai pengelola kursus berprestasi ke-3 tingkat provinsi Jawa
Barat tahun 2015 dan prestasi lainnya. Sebagai pengawas madrasah, penulis juga
aktif dalam memberikan motivasi, mengajak serta mendorong dengan sekuat tenaga
guru-guru agar selalu meningkatkan kualitas diri dan aktif berliterasi. Tahun
2021 – sekarang telah menulis buku solo dan menulis pantun, puisi, cerita, dan non-fiksi
di lebih dari 70 buku antologi. Buku yang sudah terbit berjudul Buku Panduan
Guru Penulis Pemula (buku solo dengan ISBN 978-623-378-050-6, terbit September
2021) dan berjudul Selaksa Suara Sukma (Buku solo dengan ISBN 978 623 378 538 9
terbit 2023), lebih dari 70 buku antologi di antaranya; “Tantangan Pendidikan
Abad ke-21_Antologi Artikel Dunia Pendidikan Indonesia di Era Digital;
Menggerakkan Literasi Mencerdaskan Generasi_Antologi Pegiat Literasi Berbagi
dan Beraksi; Inspirasi dalam Untaian Puisi,” dan lainnya.
Organisasina yang diikuti Sekarang: Anggota Pokjawas Madrasah (Kelompok
Kerja Pengawas Madrasah), Anggota APSI (Asosiasi Pengawas Seluruh Indonesia),
Anggota PERGUNU, Anggota KPPJB (Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat), dan
Anggota Muslimat NU.
Pengertian Puisi Menurut KBBI V adalah ragam sastra yang bahasanya terikat
oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; gubahan dalam bahasa
yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran
orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi,
irama, dan makna khusus; Sajak;
Puisi berpola adalah puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya
berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur,
tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain.
Puisi dramatik adalah puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang
menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang.
Puisi lama adalah puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat, seperti
pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal.
Puisi mbeling adalah sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan,
gelisah, dan tegang; sajak main-main;
Puisi menurut H.B. Jassin yaitu Suatu karya sastra yang diucapkan dengan
perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal
atau kejadian tertentu.
Struktur Fisik Puisi (Unsur wujud) yaitu:
1. Bentuk: Berbentuk
baris – bait
2. Diksi: Pemilihan kata indah & memiliki kekuatan makna
3. Majas: Bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair
4. Rima: Persamaan bunyi di baris/akhir baris untuk
memunculkan keindahan bunyi
Jenis Puisi yaitu:
1. Puisi lama yaitu: Puisi yang masih terikat oleh
aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait,
persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baris.
2. Puisi baru yaitu: Puisi yang tidak terikat oleh aturan
yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Lama ialah:
1. Tidak diketahui nama pengarangnya
2. Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra
lisan.
3. Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap
bait.
Jenis Puisi lama:
1. Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki
kekuatan gaib.
Contoh: mantra untuk
mengobati orang dari mahluk halus.
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi
2. Pantun, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b,
setiap bait terdiri dari 4 baris, dan di tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,
2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi.
Contoh: pantun nasihat.
Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias akhlak terpuji
3. Seloka, adalah pantun yang berkait atau bertautan.
Contoh:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam dan siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
4. Talibun, yaitu pantun genap yang setiap barisnya terdiri
dari 6, 8 atau 10 baris.
Contoh:
Anak orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga
Hendak ke pekan hari tiap senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa
Namun rasanya berlain juga
Ciri-ciri Puisi Baru yaitu:
1. Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama)
2. Persajakan akhir yang teratur
3. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan
pola yang lain.
4. Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)
Jenis Puisi Baru yaitu:
1. Balada, yaitu puisi berisi kisah/cerita.
2. Himne, adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan,
seorang pahlawan, atau tanah air.
3. Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu.
4. Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan /ajaran hidup.
5. Romansa, adalah puisi yang birisi luapan cinta kasih.
6. Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
7. Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/kritik.
Pada sesi penutup, Ibu Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd berpesan jika ingin menulis
puisi penuh rasa, maka menulislah dengan melibatkan perasan.
Alhamdulillah, Masya Allah materi malam ini sangat bermanfaat dan
menginspirasi. Terima kasih Tim Solid Om Jay khususnya narasumber Ibu Dr. Hj.
E. Hasanah, M.Pd dan Bapak Sim Chung Wei, SP. Jazakumullohu Khoir. Semoga
tulisan ini juga bermanfaat bagi penulisnya dan pembaca tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar