Alhamdulillah...
Subhanallah...Walhamdulillah sudah sampai di hari ke 24 Ramadhan 1432 H.
Cara mengikat ilmu salah satunya dalam bentuk tulisan. Semoga ada manfaat yang dapat diambil oleh kita. Kebenaran datangnya dari Allah, kesalahan dari kehilafan saya. Mohon maaf jika terdapat kesalahan, Terima Kasih
Allah Tujuan Hidup Qita
Rabu, 24 Agustus 2011
Muhasabah dan Motivasi Diri
Semoga kita bisa menjadi orang yang sabar, ikhlas dan semakin semangat dalam menjalani setiap episode kehidupan yang dipersembahkan-Nya dengan segala cinta...
KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?
Surah Al-Baqarah ayat 216
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Surah Al-Baqarah ayat 216
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
KENAPA AKU DIUJI?
Surah Al-Ankabut ayat 2-3
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Surah Al-Ankabut ayat 2-3
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
Surah Al-Baqarah ayat 286
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Surah Al-Baqarah ayat 286
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
AKU PUTUS ASA…
Surah Al-Imran ayat 139
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Surah Al-Imran ayat 139
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?
Surah Al-Imran ayat 200
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.
Surah Al-Imran ayat 200
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.
BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?
Surah Al-Baqarah ayat 45
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
Surah Al-Baqarah ayat 45
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?
Surah At-Taubah ayat 111
Surah At-Taubah ayat 111
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
KEPADA SIAPA AKU HARUS BERHARAP?
Surah At-Taubah ayat 129
Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal
Surah At-Taubah ayat 129
Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal
AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI…….
Surah Yusuf ayat 87
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
Surah Yusuf ayat 87
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
Mari kita berbenah dan terus berbenah..untuk memepersembahkan yang terbaik dalam masa hidup kita...
Dengan torehan kemuliaan dan semangat pantang menyerah...
Dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun..selama ALLAH SWT menjadi "..The One and Only Goal..“ Insya Allah akan "bahagia" sebagaimana doa yang sering kita lantunkan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat kelak.
Sabtu, 30 Juli 2011
"KHUTBAH RASULULLAH SAW MENJELANG RAMADHAN"
Menyambut Ramadhan
Bismillah... Alhamdulillah...
Dua hari lagi Qt telah sampai di bulan Ramadhan, semoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun ini.
Semoga Qt juga bisa melakukan yang terbaik di dalamnya. Mohon maaf jika tulisan2 yang ada selam ini terdapat kesalahan begitu pun penulisnya. Mudah2n blog ini dari waktu ke waktu memberikan manfaatnya.
SEMANGAT.... ^_^
Jumat, 22 Juli 2011
Tujuan Mentoring KeIslaman
Tujuan Mentoring KeIslaman
- Saling mencintai di jalan Allah
- Membentuk mukmin yang mukhlis
- Memahami agama dengan baik, tidak mendebatkan masalah cabang
- Sadar akan peristiwa yang berkembang
- Mengarahkan potensi dll
Rabu, 13 Juli 2011
Bekal dalam Menghadapi Beban
Bekal dalam Menghadapi Cobaan
- Sholat: Rasulullah minimal sholat 40 rakaat/hari
- Do'a: Merupakan senjata seorang Muslim dan Mukmin. Contohnya pada perang Badar, walau pun dengan jumlah yang jauh lebih sedikit mampu mengalahkan jumlah yang besar.
- Dzikrullah: Akan memberikan ketenangan hati. Rasulullah banyak beristighfara walau pun sudah di ma'sum dari dosa.
- Shaum: sebagai bekal dan kekuatan.
- Taqwa: Sebaik-baik bekal. Ibnu Taimiyyah menjadikan penjara sebagai tempat rekreasi.
- Tekad yang Kuat.
Menuju Jama’atul Muslilmin
Resume Buku “ Menuju Jama’atul Muslilmin”
by (SUHARYADI)
RAMBU-RAMBU SIRAH NABI SAW DALAM MENEGAKKAN JAMA’AH
1. Menyebarkan Prinsip-Prinsip Da’wah
1.1. Jalan Penyebaran
a. Kontak pribadi
Cara ini oleh para ahli sirah Rasulullah saw disebut “tahapan sirriyah dalam da’wah”. Dalam tahap ini Rasulullah saw mendatangi secara pribadi kerabat dan teman-teman dekatnya yang dapat dipercaya untuk menjaga apa yang disampaikannya.
b. Kontak umum
Cara ini oleh para ahli sirah disebut “tahapan da’wah terang-terangan”. Dalam tahap ini Rasulullah saw menggunakan beberapa sarana, diantaranya:
(1) Mengumpulkan manusia dalam suatu jamuan makan dirumahnya
(2) Mengumpulkan manusia diberbagai tempat, contoh di bukit Shafa
(3) Pergi ketempat-tempat pertemuan manusia dan menyampaikan da’wah Allah kepada mereka
(4) Pergi ke berbagai negara untuk menyampaikan da’wah
(5) Mengirim surat kepada para kepala suku dan raja
2. Pembentukan Da’wah
Orang-orang yang berhenti pada rambu pertama dan tidak mau beralih pada rambu kedua adalah orang-orang yang berda’wah tidak sesuai dengan manhaj Rasulullah saw. Sasaran pada rambu kedua ini ialah mengubah akal yang jahiliyah kepada ilmu, hikmah dan ma’rifah, dan mengubah moral dan perilakunya dari kesesatan kepada kesucian.
2.1. Sisi Penataan
a. Takwin dalam tahapan sirriyah
Takwin dalam keadaan ini Rasulullah saw membagi orang-orang yang telah menerima da’wahnya dalam beberapa kelompok kecil.
b. Takwin dalam tahapan ‘alaniyah
Dalam tahapan ini takwin yang dilakukan Rasulullah antara lain
(1) Membuat beberapa halaqah besar
(2) Mengadakan perjalanan (rihlah) jama’iyah tertentu, dalam hal ini hijrah ke Habasya dan Madinah
(3) Mengkondisikan situasi umum terhadap da’wah melalui khutbah-khutbah dan ceramah-ceramah umum.
c. Takwin dalam keadaan keduanya
(1) Dilakukan secara terang-terangan oleh tokoh-tokoh Quraisy, seperti Abu Bakar ra.
(2) Dilakukan secara sirriyah oleh kelompok kaum muslimin yang lemah dan tidak memiliki dukungan kekuatan.
3. Konfrontasi Bersenjata Terhadap Musuh Da’wah
3.1. Momentum Konforntasi
Penentuan titik tolak konforntasi sepenuhnya wewenang pimpinan tertinggi jama’ah. Dan untuk mementukan titik tolak konfrontasi itu ada beberapa pengarahan
a. Independensi tempat
Dalam hal ini jama’ah harus mengusai ekonomi, keamanan jalur komunikasi dan sarana pertahanan yang memadai. Selain itu jama’ah harus mempunyai basis geografis yang jelas. Ini penting sebagai pusat pertahanan dan pusat pembinaan.
b. Jumlah yang memadai
Maksudnya anggota jama’ah hendaknya mencapai jumlah atau persentasi tertentu dibandingkan kekuatan musuh.
4. Sirriyah dalam Kerja Membina Jama’ah
Sirriyah adalah suatu prinsip yang sangat penting dalam gerakan pembinaan jama’ah, terutama pada tahap-tahap pertama, agar tidak diberangus dalam usia dini. Sirriyah hanya pada penataan (tanzhim) saja, bukan menyangkut pemikiran atau nilai-nilai Islam yang dikemukakan. Setiap individu dalam kerja sirri ini tidak boleh mengetahui tugas anggota yang lain, tetapi harus mengetahui tugas pribadinya.
5. Bersabar atas Gangguan Musuh
Sikap sabar ini tercermin dalm seluruh keadaan umat Islam di Mekkah sebelum hijrah.
6. Menghindari Medan Petempuran
Menjauhi konfrontasi pada tahap takwin adalah sikap yang diwajibkan Islam dan dituntut oleh jama’ah pada tahapan masih awal, karena ini juga merupakan upaya perlindungan bagi pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT.
Rabu, 29 Juni 2011
‘ADAMUL HIQDI WAL HASAD
‘ADAMUL HIQDI WAL HASAD
Makna Hiqdu dan Hasad
Al-hiqdu (dengki) dan hasad (iri) adalah dua jenis perbuatan yang tercela dan keduanya merupakan perbuatan hati yang pada awalnya lahir karena marah yang tidak terkendali sehingga memunculkan dendam kemudian lahir setelahnya dengki dan hasad.
Hukum al-Hiqd wal Hasad
Hukum al-hiqdu dan al-hasad adalah haram, karena akan merusak hubungan seseorang dengan saudaranya seiman. Sifat ini akan menghancurkan perbuatan baik sebagaimana api yang membakar kayu hingga menjadi abu. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw :
“Al-Hasad memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”.
Tercelanya Sifat al-Hiqd wal Hasad
1. “Al-Hasad memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”.
2. “Janganlah kalian saling hasad, saling memotong, saling marah dan saling benci, namun jadilah hamba Allah yang bersaudara”
3. “Tiga perkara yang tidak akan memberikan keselamatan seseorang : prasangka, angan-angan dan al-hasad, dan akan aku beritahukan jalan keluar dari 3 hal tersebut : Jika kamu berprasangka maka jangan menurutinya, jika kamu berangan-angan maka lewatkan saja, dan jika kamu berhasad maka jangan kamu cari-cari”.
4. “Hampir saja kefakiran menjadikan kekufuran, dan al-hasad mengalahkan takdir”
5. “Sesungguhnya umatku akan mengalami penyakit umat terdahulu, mereka berkata : Apakah penyakit umat terdahulu? Sabda Beliau : “Kejahatan, berbangga diri, saling membanyak harta, saling berlomba-lomba kehidupan duniawi, saling berjauhan dan saling hasad sehingga terjadi kedzaliman kemudian kehancuran”.
6. “Yang paling aku takuti dari umatku adalah memperbanyak dalam diri kalian harta sehingga saling hasad dan berperang”.
7. “Mohonlah pertolongan agar mampu menunaikan hajat dengan sembunyi-sembunyi, karena setiap ada kenikmatan ada yang hasad”
8. “Sesungguhnya nikmat-nikmat Allah pasti ada musuhnya. Dikatakan, “Siapakah mereka ?” Maka Beliau berkata, “Yang selalu hasad terhadap manusia yang mendapat karunia Allah”.
9. “Enam perkara yang akan memasukkan manusia kedalam neraka sebelum dihisab selama setahun. Dikatakan, “Sipakah mereka ya Rasulallah ? Beliau katakan, “Para pejabat yang dzalim, orang arab yang fanatik, orang sukses yang sombong , pedagang yang khianat, para pejabat yang bodoh, dan ulama yang hasad”.
Sebab-sebab Munculnya al-Hiqd wal Hasad
• Al-adawah wal baghdha (permusuhan dan kebencian)
• At-ta’azzuz (merasa dirinya lebih dari yang lain)
• At-ta’ajjub dan takabbur. (bangga dan sombong)
• Al-khauf min fauti al-maqashid al-mahbubah (Takut kehilangan akan tujuan-tujuan yang disukai).
• Hubbu Riyasah (Cinta jabatan)
• Kobtsu an-nafs (jiwa/hati yang jelek)
• Al-Bukhlu (Bakhil/kikir)
Tingkatan-tingkatan al-Hiqd wal Hasad
- Senang dengan hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain walaupun nikmat tersebut tidak berpindah kepadanya. Tingkatan ini adalah yang tercela. Sebagaimana yang difirmankan Allah : " ولا تتمنوا ما فضل الله به بعضكم على بعض “
- Senang dengan hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain dan ingin/berusaha mendapatkannya, seperti rumah yang mewah, wanita yang cantik atau jabatan. Tingkatan ini juga tercela namun labih ringan dari yang pertama.
- Tidak senang dengan keadaan dirinya dan berharap agar sama dengan orang lain, dan jika tidak mampu menyamainya, maka dirinya berharap agar hilang dari orang lain, paling tidak agar dirinya tidak sederajat dengannya. Tingkatan ini ada yang tercela dan ada yang tidak tercela.
- Keinginan dirinya seperti orang lain, dan jika tidak dicapai maka tidak ingin keadaan tersebut hilang darinya.Tingkatan ini yang adalah yang paling ringan dari yang tiga tingkatan sebelumnya.
Akibat dari al-Hiqdu wal Hasad
- Berharap hilangnya harta yang dimiliki orang lain dan senang terhadap musibah yang menimpa saudaranya.
- Membuat hati menjadi keruh dan sedih/gelisah dengan cobaan yang menimpa dirinya.
- Mencela, mencemooh dan memutuskan hubungan dengan orang lain.
- Menganggap orang lain lebih rendah dan hina darinya.
- Suka berbohong dan ghibah serta suka membuka aib orang lain.
- Menceritakan kebiasaan orang lain dengan maksud menghinakan dan mencelanya.
- Menyakiti orang lain dengan kekerasan, bahkan dengan memukul atau yang berhubungan dengan fisik.
- Menghalangi orang lain dalam menunaikan kewajiban agamanya, seperti membayar hutang, silaturahim dan menolak kedzaliman.
Terpujinya Meninggalkan al-Hiqdu wal Hasad
Jika penyakit al hiqdu wal hasad adalah tercela dan haram, sehingga diwajibkan pada orang yang beriman untuk meninggalkan dan menjauhinya, berusaha menjaga hatinya agar tidak terjerumus pada penyakit ini, maka orang yang telah mampu meninggalkan dan menjauhkan dari penyakit al hiqdu wal hasad akan mendapatkan pujian dan balasan yang sangat besar dari Allah SWT.
Kiat Mengobati Penyakit al-Hiqdu wal Hasad
1.Mengenal penyakit-penyakit hati, terutama penyakit al-hiqdu wal hasad, karena dengan mengenalnya maka akan berusaha menghindar darinya.
2.Berusaha menghindari pangkal penyakit hati dan sebab-sebabnya.
3.Berteman dengan orang-orang yang salih yang bersih dari penyakit al hiqdu wal hasad, seperti yang dikisahkan pada sahabat Anas tentang ketertarikan Abdullah bin Amru bin Ash terhadap hamba Allah yang disebutkan Nabi saw sebagai calon penghuni surga.
4.Berlapang dada dengan pemberian Allah kepadanya dan tidak iri dengan apa yang Allah anugrahkan kepada orang lain, namun ikut senang dan gembira terhadapnya, seperti yang diajarkan Rasulullah saw dalam haditsnya : “Ya Allah tidak ada kenikmatan yang Engkau anugrahkan kepada kami dan setiap orang dari makhluk-Mu kecuali dari-Mu belaka karena itu segalanya hanya Milik-Mu dan puji syukur untuk-Mu”.
5.Mengetahui akibat buruk yang akan diperoleh dari orang yang memiliki penyakit al-hiqdu wal hasad.
6.Memohon kepada Allah agar hatinya dijauhkan dari penyakit al-hiqdu wal hasad
Seperti dalam do’a yang termaktub dalam surat Al-Hasyr ayat 9 :
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami, dan janganlah Engkau jadikan hati kami ada gill (dengki) terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau adalah Maha Lembut dan Maha Pengasih”.
Langganan:
Postingan (Atom)