Allah Tujuan Hidup Qita

Allah Tujuan Hidup Qita
Belajar dan Tawakal

Jumat, 08 September 2023

KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.3

 KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.3

Coaching Untuk Supervisi Akademik


Assalamu’alaikum warahmatullah....

Saya, SUHARYADI, Calon Guru Penggerak Angkatan 8 (CGP A8) dari SMAS IT Albinaa, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT YANG Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan izin-Nya, Saya berkesempatan telah sampai di modul 2.3. Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah sudah lebih dari tiga bulan Saya menjalani program pendidikan guru penggerak PGP. Modul 2.3 dimulai sekitar tanggal 21 Agustus 2023 seperti biasa mulai dari diri dan ekslporasi konsep mandiri modul 2.3 dan diakhiri dengan Aksi Nyata modul.

Mulailah Saya mempelajari modul 2.3 tentang Mulai Dari Diri yang dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2023. Pada tahap Mulai Dari Diri, Saya diminta untuk melakukan refleksi mandiri.

 

Pemikiran Reflektif Terkait Pengalaman Belajar

1.    Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Alhamdulillah dari modul 2.3 ini Saya menjadi lebih memahami

·      Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”

Tabel Perbedaan antara Coaching, Mentoring, Konseling, Fasilitasi dan Training

·      Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching

Paradigma Berpikir Coaching tersebut adalah:

1.    Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan

2.    Bersikap terbuka dan ingin tahu

3.    Memiliki kesadaran diri yang kuat

4.    Mampu melihat peluang baru dan masa depan

Prinsip Coaching “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”.

·      Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Berdasarkan ICF (International Coaching Federation) ada 8 kompetensi inti namun untuk kebutuhan Pendidikan Guru Penggerak, kita mempelajari  3 kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah.

Kompetensi inti coaching:

1.  Kehadiran Penuh/Presence

2.  Mendengarkan Aktif

3.  Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Mendengarkan dengan RASA

·      Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching

Dengan memiliki paradigma berpikir coaching, kita bersama akan meningkatkan peran kita di sekolah sebagai seorang supervisor. Supervisor yang dimaksud dapat diperankan oleh kepala sekolah, guru senior dan rekan sejawat.

2.    emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Modul 2.3 ini memberikan pengalaman juga secara nyata akan berbagai emosi yang muncul saat menjalaninya. Misalnya rasa senang dan bahagia ketika dapat berhasil berperan baik sebagai coach, coachee maupun sebagai obeserver. Baik dengan rekan sesama CGP maupun rekan sejawat. Kadang juga mengalami emosi rasa “lelah” karena berbagai amanah berbarengan di waktu yang bersamaan misal amanah di rumah sebagai kepala rumah tangga, di sekolah dan sebagai peserta diklat CGP. Tentunya semuanya harus diselesaikan sebisa mungkin dengan hasil terbaik sesuai kemampuan.

3.    apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar

Alhamdulillah Saya merasa pengetahuan dan pemahaman terhadap Modul 2.3 sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Perbedaan antara coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training. Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching dan alur TIRTA dalam proses coaching.

4.    apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri dalam proses belajar

Walaupun Saya merasa pengetahuan dan pemahaman terhadap Modul 2.3 sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya, tetapi Saya juga merasa perlu memperbaiki diri dalam kemampuan berdiplomasi dengan rekan sejawat dan pimpinan ketika akan mengajak dialog maupun berkolaborasi dalam membuat tugas atau pun proyek lainnya baik yang berhubungan ngan dengan aktivitas guru penggerak maupun amanah lainnya dalam bidang pendidikan.

5.    keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Alhamdulillah, dengan wasilah PGP dan pasca belajar modul 2.3 kompetensi dan kematangan Saya semakin dirasa meningkat karena selain belajar pengetahuan, Saya juga belajar praktek sebagai coach juga supervisor, coachee juga observer baik bersama rekan CGP maupun dengan rekan sejawat di sekolah.

Praktek dengan rekan sejawat di sekolah tempat mengajar. Video dapat diakses di https://www.youtube.com/watch?v=7JrrCMMsmnI.  

Praktek dengan rekan CGP 8 saat ruang kolaborasi. Video dapat diakses di https://www.youtube.com/watch?v=nVjG-0DOrEo.

Semoga kemampuan Saya dapat bermanfaat dan diimplementasikan di sekolah jika rekan sejawat atau peserta didik mengalami masalah atau membutuhkan bantuan.

Analisis untuk Implementasi dalam Konteks CGP

1.  memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

2.  mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

3.  menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

4.  memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

Modul 2.3 ini, menurut Saya sangat bermanfaat untuk dipelajari dan diimplementasikan dalam lingkup CGP di sekolah masing-masing. Alhamdulillah Saya pribadi, merasakan manfaatnya dan sudah berhasil berkolaborasi dengan beberapa rekan sejawat di sekolah tempat menajar. Tantangan yang sempat dihadapi adalah mengatur waktu dalam mempelajari modul dan mengajak rekan sejawat berkolaborasi dalam praktek sebagai coachee dan observer. Alhamdulillah tantangan yang dihadapi berhasil diselesaikan dengan alternatif solusi seperti berusaha lebih memenej waktu dengan berbagai amanah yang ada. Selain itu berdiskusi dengan rekan CGP dan rekan sejawat dalam menyelesaikan tugas mudul 2.3 ini termasuk dalam praktek alur TIRTA dalam coaching.

Membuat keterhubungan

1.  pengalaman masa lalu

2.  penerapan di masa mendatang

3.  konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

4.  informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Masya Allah, studi kasus dalam Modul 2.3 ini, salah satunya mirip dengan pengalaman pribadi yang Saya rasakan. Dulu, saat SMP, Kami sebagian siswa pernah merasakan diperlakukan tidak adil oleh salah seorang guru. Guru Kami tersebut mengadakan program privat/ bimbel di luar jam KBM dengan sistem berbayar bagi yang mau. Tetapi kelemahan dari program privat/bimbel Beliau selalu memberikan jawaban tugas-tugas yang diberikan dan melarang siswa yang tidak ikut untuk melihat apa yang dipelajari di privat. Soal-soal ujian juga benar-benar mirip dengan apa yang diberikan diprivat.

Dari pengalamn tersebut, Saya yang kini berprofesi sebagai Guru, berusaha adil kepada semua siswa dan jika menemukan kasus serupa berusaha memberikan coaching baik kepada guru mapun siswa sesuai pemahaman yang saya dapatkan dari modul 2.3 ini.

Keterkaitan modul 2.3 dengan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi adalah, dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik, maka idealnya harus memahami perbedaan masing-masing karakteristik/ keberagaman peserta didik kita agar dalam pemebelajaran, kita sebagai Guru, dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi baik konten, proses maupun produk. Nah, hal tersebut dapat dikontrol keefektifannya dengan adanya supervsisi akademik yang dipelajari dari modul 2.3 agar pembelajaran yang dilakukan berpihak pada murid/ peserta didik sesuai modul 1.1, tercapainya Visi Kelas/ Sekolah sesuai modul 1.3 dan terciptanya budaya positif sesuai modul 1.4 tentunya dengan Nilai dan Peran kita sebagai Guru penggerak yang sesuai dengan modul 1.2.

Keterkaitan modul 2.3 dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional adalah, dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik, maka idealnya harus dapat meningkatkan KSE baik untuk diri pribadi kita sebagai insan maupun guru dan untuk peserta didik dan semua civitas sekolah seperti kesadaran diri, menajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Nah, hal tersebut dapat dikontrol keefektifannya dengan adanya supervsisi akademik yang dipelajari dari modul 2.3 agar pembelajaran yang dilakukan berpihak pada murid/ peserta didik sesuai modul 1.1, tercapainya Visi Kelas/ Sekolah sesuai modul 1.3 dan terciptanya budaya positif sesuai modul 1.4 tentunya dengan Nilai dan Peran kita sebagai Guru penggerak yang sesuai dengan modul 1.2.

Alhamdulillah..... Bersyukur dapat bergabung dengan keluarga besar CGP Angakatan 8, banyak manfaat yang dapat diambil di dalamnya. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses mempelajari modul 2.3 PP Pak Hery Nugroho, Pak Hariyono sebagai fasilitator, Pak SUHARTONO sebagai instruktur saat Elaborasi Pemahaman.  Semoga apa yang dipelajari dan ditulis bermanfaat dan berkah bagi Saya dan orang lain.

 

Sabtu, 02 September 2023

BAGAIMANA MENJADI PENULIS BUKU MAYOR

Resume ke-21 yang ditulis Suharyadi (Peserta KBMN 29)

Moderator: Helwiyah, S.Pd., M.M.

Narasumber: Joko Irawan Mumpuni, S.Pd

Alhamdulillah,  puji dan syukur, kepada Allah Sang Maha Kuasa. Malam hari ini pertemuan ke-21 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) angkatan 29.  Pada pertemuan hari ini dibersamai oleh dimoderatori Ibu Helwiyah, S.Pd., M.M. dan narasumber Bapak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd. Tema menarik malam ini yaitu Menjadi Penulis Buku Mayor.

Menjadi penulis buku Mayor adalah idaman setiap penulis. Tantangan dan tingkat seleksi yang rumit terkadang membuat nyali kita ciut dan menyurutkan langkah yang semula berapi-api.  Tapi hari ini kita akan mendapatkan ilmunya langsung dari sang pakar dan direktur penerbit Mayor yaitu Pak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd dilahirkan di Yogyakarta. Merupakan pakar Penerbit ANDI Offset. Profil selengkapnya di https://id.linkedin.com/in/joko-irawan-mumpuni-690541117 dan https://www.instagram.com/jokomumpuni/.

 Pak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd meluruskan istilah yang kurang tepat yaitu:   “tidak ada istilah Penulis Buku Mayor karena yang ada adalah Penulis dari Penerbit Mayor. Jadi yang mayor adalah penerbitnya”.

Pengertian penerbit adalah  Industri kreatif yang didalamnya ada kolabarasi insan-insan kreatif : Penulis, Editor, Layouter, Ilustrator dan desain grafis. Hal tersebut adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak, saat ini dan mendatang akan bertambah insan-insan kreatif bidang lain yang akan bergabung seiring dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada Publisher 5,0. yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya-karya kreatif.

Ada jenis 2 buku di dunia ini, biasanya klasifikasi jenis buku digambar dengan grafis yang mirip sirip ikan seperti ini:

Dua kategori besar jenis buku adalah buku Teks (buku sekolah-kampus) dan buku Non Teks (buku-buku populer). Buku sekolah disebut buku pelajaran sedangkan kampus disebuat buku Perti (perguruan tinggi). Buku Nonteks  dibagi dua lagi menjadi buku Fiski dan Non Fiksi. Sehingga grafisnya akan tergambar seperti ini:

Sedangkan buku sekolah dibagi seperti ini:

Sekarang mari kita lihat grafis hasil survei yang menggambarkan dunia perbukuan di Indonesia:

       

Ini adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak, saat ini dan mendatang akan bertambah insan-insan kreatif bidang lain yang akan bergabung seiring dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada Publisher 5,0. yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya2 kreatif.

Itulah gambaran perbukuan di Indonesia yang dapat teman-teman pakai sebagai dasar atau inspirasi penulisan buku. Sekarang mari kita lihat contoh-contoh buku yang telah terbit:

1. Satu judul buku ditulis dengan satu penulis

2. Satu judul buku ditulis dengan lebih dari satu penulis

3. Diterbitkan kerjasama dengan kampus

4. Satu judul buku ditulis konsursium penulis

Nah, dapat tanyakan pada diri kita masing-masing kita pada leval mana terkait dengan tulis menulis.

Tingkat literasi bangsa ini sampai saat ini masih banyak dikeluhkan banyak pihak akibat rendahnya tingkat litersai dibanding negara lain sekawasan. Inilah sebabnya:

Selanjutnya kita akan segera masuk dalam bahsan bagaimana proses penerbitan mulai dari  memasukan/mengirinmkan naskah buku ke penerbit hingga buku itu terbit dan beredar. inilah gambarnya:

Setelah teman-teman tahu proses bagaimana naskah buku dari awal sampai beredar dipasaran, kita saatnya mengetahui  Penerbit yang baik dan Penerbit yang perlu diwaspadai. Berikut poin-poinnya:

Nah sekarang mengapa kita harus menulis? Apa sih yang didapatkan ketika penulis tersebut sudah berhasil menerbitkan buku secara profesional dan diterbitkan oleh penerbit yang bereputasi. ini yang akan didapatkan. Ini adalah rincian penjelasannya.

Menarik sekali ada penulis kami yang secara rutin tiap 6 bulan  sekali menerima royalty sampai ratusan juta rupiah secara rutin. Pertanyaan besar yang sering muncul adalah apa kriteria gar naskah buku dapat diterima oleh penerbit untuk dapat diterbitkan. Karena tidak semua naskah dapat diterima. Sebagai contoh penerbit ANDI itu tiap bulan menerima naskah masuk bisa sampai 500 nasakah. Namun yang diterima untuk diterbitkan hanya 50 Judul saja. Pasti sekarang ada yang bertanya 'lalu apa yang diaksut dengan tema populer bagaimana cara menilainya?' tentunya jawabnya dengan data. Salah satu data yang kami pakai adalah trend dari google trend.

Kalau tadi kita telah bahas bagaimana menegetahui tema-tema yang menarik, sekarang bagaimana cara penerbit mengukur reputasi penulis?. Semua pasti pakai data. Dalam hal ini penerbit memakai data salah satunya dari Google Scholer/Cendekia.

Penerbiat akan sangat berhati-hati jika ada buku-buku yang bertema memiliki Pasar sempit dan Lifecicly pendek, namun penerbit akan senang dengan tema-tema buku yang memiliki LifeCycle panjang dan market lebar. Jadi penerbit akan menerima naskah buku yang memiliki pangsa pasar yang luas. Jadi berfikirlah. Saat ini menulis menjadi sangat mudah dengan bantuan AI, salah satunya ChatGPT.

Pada umumnya penerbit mayor tidak menerbitkan kumpulan puisi karena pasarnya sempit, kecuali penulisnya betul-betul populer dan legenda.

Pada sesi penutupan bapak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd mengungkapkan kunci menjadi penulis mayor adalah terus memperbaiki diri dan membaca peluang kira-kira buku yang bisa terjual di masyarakat. Intinya teruslah menulis pasti bermanfaat insya Allah.

Masya Allah, Alhamdulillah, materi malam ini sangat bermanfaat dan menginspirasi. Terima kasih Tim Solid Om Jay khususnya Ibu Helwiyah S.Pd. M.M sebagai moderator dan narasumber Bapak Joko Irawan Mumpuni, S.Pd. Jazakumullohu khoir. Semoga tulisan ini juga bermanfaat bagi penulisnya dan pembaca tentunya.

STRATEGI PEMASARAN BUKU

 

Resume ke-20 yang ditulis Suharyadi (Peserta KBMN 29)

Moderator: Helwiyah, S.Pd., M.M

Narasumber: Agus Subardana, S.E., M.M.

Alhamdulillah,  kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang segala puji dan syukur. Malam hari ini merupakan pertemuan ke-20 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) angkatan 29.  Pada pertemuan hari ini dimoderatori oleh Ibu Helwiyah, S.Pd., M.M. dan narasumber Bapak Agus Subardana, S.E., M.M. Tema menarik malam ini yaitu Strategi Pemasaran Buku.

Bapak Agus Subardana, S.E., M.M dilahirkan di Yogyakarta. Gabung di Penerbit ANDI Offset lebih dari 18 Tahun , Pernah Menjadi Dosen untuk Kelas Karyawan selama 4 Tahun  di STIE Mkitala. HP. 081 12936680.

 Pengertian Strategi pemasaran buku adalah rencana yang dirancang untuk mempromosikan dan mengkomunikasikan buku kepada target konsumen atau audiens dengan tujuan meningkatkan penjualan dan visibilitas buku tersebut. Jika kita  memiliki mimpi untuk menjadi salah seorang penulis yang bisa memasarkan buku tulisan sendiri,  secara mandiri maka  strategi pemasan buku ini akan menjadi hal yang sangat membantu kita dalam memasarkan buku.

Strategi Pemasaran Buku, menurut Bapak Agus Subardana, S.E., M.M ada beberapa terobosan , minimal ada 5 terobosan antara lain :

1.  Memasarkan Buku Melalui Online

Memasarkan buku melalui online bisa menjadi cara yang efektif untuk mencapai konsumen atau audiens yang lebih luas dan potensial. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita ikuti untuk memasarkan buku secara online, sebagai berikut :

A.           Buat Platform Online: Pertama-tama, Kita perlu memiliki platform online yang bisa digunakan untuk memasarkan dan menjual buku Kita. Opsi termasuk website pribadi, blog, atau toko online menggunakan platform seperti WordPress, Shopify, atau WooCommerce. Tujuan pemasaran buku melalui platform online adalah sebagai berikut:

a.  Mengampanyekan informasi produk secara luas kepada target pasar potensial.

b.  Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada, sehingga loyalitas konsumen terjaga.

c.   Menjaga stabilitas penjualan saat kondisi pasar sedang lesu.

d.  Meningkatkan penjualan dan keuntungan.

e.  Membandingkan dan menonjolkan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing.

f.    Membentuk citra produk yang diinginkan oleh konsumen.

g.  Mengubah perilaku, persepsi, dan pendapat konsumen terhadap produk.

B.           Optimalkan Website: Pastikan website kita menarik, mudah dinavigasi, dan berfokus pada buku kita. Sertakan deskripsi yang menarik, kutipan dari buku, ulasan positif, serta informasi tentang penulis. Juga pastikan bahwa situs web responsif untuk berbagai perangkat.

C.           Jual Melalui Toko Online: Jika kita tidak ingin membangun website dari awal, kita dapat menjual buku melalui toko online seperti Amazon, eBay, Shoope, Bukalapak, Tokopedia, dll atau platform penjualan buku lainnya. Ini memberi akses ke basis pelanggan yang lebih besar

D.           Gunakan Media Sosial: Manfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn untuk mempromosikan buku kita. Posting secara konsisten tentang buku, berbagi cuplikan, ulasan, dan cerita di balik proses penulisan bisa membantu menarik perhatian audiens.

E.           Blogging: Tulis blog atau artikel yang berkaitan dengan topik buku kita atau tema yang diangkat dalam buku. Ini dapat membantu meningkatkan otoritas kita sebagai penulis dan menarik perhatian pembaca yang berpotensi tertarik pada buku kita.

F.            Email Marketing: Kumpulkan alamat email dari pengunjung situs web atau pembaca yang berminat. Kirimkan mereka pembaruan berkala tentang buku baru, promosi, dan berita terkini. Ini membantu membangun dan mempertahankan hubungan dengan pembaca kita.

G.           Kolaborasi dan Review: Ajak kolaborasi dengan blogger atau influencer yang memiliki audiens yang relevan dengan buku kita. Mereka bisa menulis ulasan, membuat unboxing video, atau melakukan wawancara dengan kita.

H.           Penawaran Khusus: Tawarkan promosi khusus seperti diskon khusus, bundel dengan produk lain, atau edisi terbatas. Ini bisa mendorong lebih banyak orang untuk membeli buku kita.

I.              Pengiklanan Online: Pertimbangkan untuk menggunakan iklan online melalui platform seperti Google Ads atau media sosial. Kita dapat menargetkan iklan kepada kelompok demografis yang sesuai dengan audiens potensial kita.

J.            Ulasan dan Rekomendasi: Ajak pembaca yang telah membeli buku kita untuk memberikan ulasan dan merekomendasikan kepada tekita.

K.           Ebook dan Audiobook: Selain cetakan fisik, pertimbangkan untuk membuat versi ebook dan audiobook dari buku kita. Ini memberi lebih banyak pilihan kepada pembaca yang lebih suka format digital atau audio.

L.            Lacak dan Evaluasi: Gunakan alat analitik untuk melacak kinerja kampanye pemasaran. Dengan memahami apa yang berhasil dan apa yang tidak, kita dapat terus mengoptimalkan strategi pemasaran.

2.            Pemasaran Buku Melalui Komunitas

Pemasaran buku melalui komunitas adalah strategi yang efektif dalam mempromosikan dan menjual buku kepada khalayak yang lebih terkait dan berminat. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dipertimbangkan dalam menjalankan strategi pemasaran ini:

A.  Identifikasi Komunitas yang Relevan: Tentukan komunitas yang memiliki minat atau topik yang terkait dengan isi buku kita. Ini bisa berupa komunitas online, kelompok diskusi, forum, klub buku, atau acara lokal terkait.

B. Bergabung dan Berinteraksi: Bergabunglah dengan komunitas tersebut dan berinteraksilah dengan anggotanya. Berpartisipasi dalam diskusi, memberikan pkitangan, dan membangun hubungan dapat membantu kita mendapatkan kepercayaan dan keakraban dengan anggota komunitas.

C.  Berbagi Konten Berharga: Mulailah dengan berbagi konten yang berharga terkait dengan topik yang ada dalam buku kita. Ini bisa berupa artikel, infografis, kutipan buku, atau saran praktis yang relevan dengan anggota komunitas. Tujuannya adalah untuk membangun kehadiran kita sebagai sumber pengetahuan yang berharga.

D. Promosikan Buku dengan Tepat: Jangan terburu-buru untuk memasarkan buku secara langsung. Sebagai gantinya, carilah cara yang lebih halus untuk mempromosikan buku. Misalnya, dapat menyertakan tautan ke buku kita di tkita tangan email atau profil media sosial kita, atau menyelipkan referensi tentang buku kita dalam percakapan yang relevan.

E.  Berpartisipasi dalam Diskusi: Jika topik dari buku kita sering muncul dalam diskusi komunitas, ambil kesempatan untuk berkontribusi. Berikan pkitangan dan selipkan informasi tentang buku kita jika konteksnya memang relevan.

F. Tawarkan Diskon Khusus: Berikan anggota komunitas diskon khusus atau penawaran istimewa terkait buku kita. Ini dapat merangsang minat dan mendorong mereka untuk membeli buku kita.

G. Bekerjasama dengan Pengelola Komunitas: Jika memungkinkan, coba berkolaborasi dengan pengelola komunitas untuk mengadakan acara atau konten bersama yang dapat memperkenalkan buku kita kepada anggota komunitas.

H.  Ulasan dan Rekomendasi: Jika anggota komunitas membaca buku kita, ajak mereka untuk memberikan ulasan dan rekomendasi. Ulasan positif dari rekan sesama komunitas dapat memiliki dampak yang signifikan pada keputusan pembelian orang lain.

I.  Acara dan Workshop: Pertimbangkan untuk mengadakan acara atau workshop terkait dengan topik buku kita. Ini tidak hanya dapat membantu mempromosikan buku, tetapi juga membangun kredibilitas kita sebagai ahli dalam bidang tersebut.

J. Jaga Keterlibatan Jangka Panjang: Pemasaran melalui komunitas adalah tentang membangun hubungan jangka panjang. Teruslah berinteraksi dan memberikan nilai kepada komunitas, bahkan setelah buku kita telah dijual.

3.            Strategi Pemasaran Buku Melalui Offline

Pemasaran buku melalui saluran offline tetap menjadi strategi yang efektif, terutama untuk menjangkau konsumen atau audiens yang lebih luas dan mendukung penjualan fisik. Berikut adalah beberapa strategi pemasaran offline yang dapat dipertimbangkan:

A.           Toko Buku Fisik: Menempatkan buku kita di toko buku fisik adalah cara yang bagus untuk menjangkau pembaca yang lebih tradisional. Lakukan penelitian untuk menemukan toko buku lokal yang cocok dengan genre atau topik buku kita. kita juga bisa mengatur sesi tkita tangan buku di toko buku untuk berinteraksi langsung dengan pembaca. Adapun Toko Buku di bagi menjadi :

1)      Toko Buku Modern: Contohnya Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store, dan TogaMas Books Store. Toko-toko modern ini memiliki sistem transaksi yang mengikuti perkembangan teknologi, dengan kemampuan pengendalian melalui sistem sentralisasi dan lain sebagainya.

2)      Toko Buku Semi Modern: Biasanya toko-toko ini masih mengkitalkan sistem administrasi penjualan per toko.

3)      Toko Buku Tradisional: Pada toko-toko ini, sistem transaksi masih dilakukan secara manual. Dalam hal ini, saluran distribusi melalui toko-toko buku tersebut masih menggunakan metode titip jual/konsinyasi oleh penerbit buku, kecuali toko buku tradisional yang juga menerapkan sistem kredit dan jual putus.

Dengan mengelompokkan saluran distribusi ini, kita dapat mengidentifikasi cara terbaik untuk memasarkan buku ke masing-masing jenis toko buku sesuai dengan sistem dan kebutuhan mereka. Namun perlu kita ketahui bersama bahwa toko buku yang saat ini bertahan dan modern yaitu Toko Buku Gramedia yang mempunyai cabang Toko seluruh Indonesia sebanyak 122 Toko Buku Gramedia. Toko buku Lainnya tidak berkembang, dan cenderung pada tutup.

 B.       Strategi Pemasaran buku secara Offline melalui Penjualan langsung tatap muka / Directselling

Strategi pemasaran buku melalui direct selling bisa menjadi cara yang efektif untuk menjual buku secara langsung kepada konsumen.Strategi pemasaran buku melalui direct selling bisa menjadi cara yang efektif untuk menjual buku secara langsung kepada konsumen. Strategi pemasaran buku melalui Directselling ini dapat dikelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain:

1)            Pendidikan: Memasarkan buku kepada lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan. Dapat bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mengadakan presentasi, pelatihan, atau seminar terkait buku yang ditawarkan.

2)            Ke setiap Perpustakaan Tingkat Nasioanal, Tingkat Propinsi, Tingkat Kota / Kabupaten sampai dengan ke tingkat perpustakaan desa.

3)            Perusahaan: Menawarkan buku sebagai bahan bacaan atau hadiah perusahaan atau CSR dari Perusahaan besar serta BUMN. Bekerja sama dengan perusahaan untuk mengadakan acara khusus, seperti seminar atau workshop, yang berkaitan dengan topik buku.

4.            Selajutnya Berikut adalah beberapa target pasar yang dapat dibagi berdasarkan jenis kategori buku:

A.           Pendidikan (Buku Mata Pelajaran Utama dan Buku Pendamping) untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK: Menyediakan buku-buku yang mencakup mata pelajaran utama dan buku pendamping yang mendukung kurikulum yang digunakan di berbagai tingkatan pendidikan.

B.           Buku Teks Perguruan Tinggi: Menyediakan buku teks untuk semua mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi, membantu mahasiswa dalam proses belajar dan meraih kesuksesan akademik.

C.           Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK, Perguruan Tinggi, dan umum: Menyediakan buku referensi yang beragam untuk berbagai jenjang pendidikan, termasuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK, perguruan tinggi, serta buku referensi umum yang menarik bagi masyarakat umum.

Dengan memetakan target pasar berdasarkan jenis kategori buku ini, kita dapat mengarahkan upaya Direct Selling untuk menjangkau audiens yang tepat dan memberikan mereka buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan minat mereka.

5.            Berikut adalah beberapa langkah dan tips dalam mengembangkan strategi pemasaran buku melalui direct selling:

A.           Segmentasi Pasar: Tentukan segmen pasar yang tepat untuk buku Kita. Identifikasi siapa yang akan paling tertarik dengan topik buku Kita dan siapa yang mungkin menjadi pembeli potensial.

B.           Pengembangan Materi Penjualan: Persiapkan materi penjualan yang menarik dan informatif. Ini bisa termasuk deskripsi buku, sinopsis, testimoni, dan alasan mengapa buku Kita bernilai dibaca.

C.           Pelatihan Distributor: Jika Kita memiliki tim distributor atau agen penjualan, berikan pelatihan tentang buku Kita. Mereka perlu mengerti dengan baik isi buku, tujuan, dan manfaatnya agar bisa menjual dengan percaya diri.

D.           Paket Penjualan: Buat paket penjualan yang menarik, seperti bundling buku dengan bonus tambahan seperti poster, ebook tambahan, atau akses ke konten eksklusif.

E.           Jaringan dan Hubungan: Bangun jaringan dengan pihak-pihak yang relevan dalam industri penerbitan, komunitas pembaca, atau kelompok yang berbagi minat yang sama dengan topik buku Kita.

F.            Pameran dan Acara: Ikuti pameran buku, acara komunitas, atau seminar yang relevan untuk memperluas jangkauan dan mendapatkan peluang untuk menjual langsung kepada calon pembeli.

G.           Penawaran Khusus: Tawarkan diskon atau promosi khusus kepada pembeli yang membeli buku langsung melalui direct selling. Ini bisa menjadi insentif bagi mereka untuk membeli lebih dari Kita daripada melalui pengecer lain.

H.           Follow Up: Setelah pembelian, pastikan untuk mengikuti up dengan pembeli untuk mendapatkan umpan balik dan membangun hubungan jangka panjang. Umpan balik positif dapat membantu dalam mempromosikan buku Kita lebih lanjut.

I.              Fokus pada Pengalaman: Pastikan pembeli merasa dihargai dan mendapatkan pengalaman yang positif saat berurusan langsung dengan distributor atau Kita sendiri. Pelayanan pelanggan yang baik dan interaksi positif dapat membantu meningkatkan loyalitas pelanggan.

J.            Analisis dan Penyesuaian: Lakukan analisis terhadap strategi pemasaran yang Kita gunakan. Pantau penjualan, tanggapan pelanggan, dan kinerja distributor. Jika ada area yang memerlukan penyesuaian, lakukan perubahan sesuai dengan hasil analisis tersebut.

Selanjutnya kita juga dapat Strategi Pemasaran buku dengan Menyelenggarakan Event Strategi pemasaran buku offline melalui event buku adalah langkah yang efektif untuk menciptakan interaksi langsung antara penulis, pembaca, dan penggemar buku. Melalui event buku, penulis dapat memperkenalkan karyanya, berbagi inspirasi, dan menjalin hubungan dengan pembaca potensial. Event buku juga menciptakan kesempatan untuk menyelenggarakan sesi tkita tangan buku, bedah buku, atau talkshow yang melibatkan penulis dan pembaca dalam diskusi yang mendalam

Pada sesi tanya jawab terdapat pertanyaan diantaranya:

1.  Pertanyaan: Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh, saya dari isyanti dari jakarta utara. Mohon izin bertanya Apa syaratnya bila buku yang saya buat bisa di cetak masal oleh penerbit. Terima kasih. Jawaban: Baik Ibu Isyanti : Syarat-syarat untuk menerbitkan buku secara massal oleh penerbit bisa bervariasi tergantung pada penerbitnya dan juga tidak ada unsur sara pornografi dan tidak melenceng dari UUD 45 -Pancasila. Namun, secara umum, ada beberapa hal yang perlu  perhatikan jika  ingin buku yang ibu buat dapat dicetak massal oleh sebuah penerbit:

Kualitas Konten: Pastikan bahwa isi buku Kita memiliki kualitas yang baik dan menarik bagi pembaca potensial. Buku tersebut harus memiliki nilai tambah dan menghadirkan informasi, hiburan, atau pemikiran yang berharga.

Penyuntingan: Buku Kita sebaiknya telah melalui proses penyuntingan yang cermat untuk memastikan kesalahan tata bahasa, ejaan, dan kelancaran konten diperbaiki.

Pasar Sasaran: Penerbit akan tertarik jika buku Kita memiliki potensi untuk menjangkau pasar yang cukup besar. Pertimbangkan siapa target pembaca buku Kita dan bagaimana buku tersebut akan menarik minat mereka.

Proposal Buku: Sajikan proposal yang jelas dan lengkap kepada penerbit. Proposal harus mencakup sinopsis singkat buku, ikhtisar isi, gambaran tentang target pasar, dan mengapa buku Kita unik dan berharga.

Naskah Lengkap: Siapkan naskah lengkap buku Kita. Beberapa penerbit mungkin ingin melihat naskah lengkap sebelum membuat keputusan.

Hak Cipta: Pastikan Kita memiliki hak cipta penuh untuk buku tersebut. Jika Kita memiliki materi yang diambil dari sumber lain, pastikan Kita memiliki izin yang diperlukan.

Platform Penjualan: Penerbit mungkin akan tertarik jika Kita telah memiliki platform penjualan atau basis penggemar yang dapat membantu mempromosikan buku.

Pemasaran dan Promosi: Penerbit akan mempertimbangkan apakah Kita memiliki rencana pemasaran dan promosi yang solid untuk buku Kita. Mereka ingin memastikan buku tersebut akan mendapatkan visibilitas yang cukup.

Kerja Sama: Bersiaplah untuk bekerja sama dengan penerbit dalam hal penyuntingan, desain sampul, dan promosi. Kerjasama ini penting untuk menghasilkan buku yang berkualitas tinggi dan sukses di pasaran.

Perjanjian Kontrak: Jika penerbit tertarik dengan buku Kita, Kita akan harus menjalani proses perundingan kontrak. Pastikan Kita memahami dengan jelas hak dan kewajiban Kita serta penerbit dalam hal royalti, distribusi, dan hak lainnya.

Penting untuk melakukan riset tentang penerbit yang potensial dan memahami persyaratan khusus yang mereka miliki. Setiap penerbit mungkin memiliki persyaratan yang berbeda, jadi pastikan Kita membaca panduan atau petunjuk yang mereka berikan sebelum mengajukan buku Kita. untuk itu Ibu ... besuk dapat mengikuti sesi tentang penerbitan buku oleh teman saya yaitu Bpk. Joko Irawan Mumpuni selaku Direktur Penerbitan buku ANDI Offset

2.  Pertanyaan: Judul buku mempengaruhi daya jualkah? Jawaban: Ya, judul buku dapat memiliki pengaruh besar terhadap daya jualnya. Judul buku adalah elemen pertama yang dilihat oleh calon pembaca, dan seringkali menjadi faktor penting dalam menarik perhatian mereka. Sebuah judul yang menarik, relevan, dan menggugah rasa ingin tahu dapat membuat buku menjadi lebih menarik untuk dibaca. Berikut beberapa cara judul buku dapat mempengaruhi daya jual:

Menarik Perhatian: Judul yang kreatif dan menarik dapat membuat orang ingin tahu lebih banyak tentang isi buku. Judul yang unik atau kontroversial bisa membuat orang penasaran dan ingin mencari tahu lebih banyak.

Menggambarkan Isi: Judul yang baik seharusnya mencerminkan isi buku secara akurat. Ini membantu calon pembaca memahami jenis informasi atau cerita apa yang bisa mereka harapkan dari buku tersebut.

Menciptakan Emosi: Judul dapat merangsang emosi atau perasaan tertentu pada calon pembaca. Judul yang memancing perasaan penasaran, gembira, takjub, atau bahkan misterius dapat meningkatkan minat pembaca.

Mengomunikasikan Manfaat: Judul yang menjelaskan manfaat yang bisa didapatkan dari membaca buku dapat menarik pembaca potensial yang tertarik dengan topik atau solusi yang ditawarkan.

Relevansi: Judul harus relevan dengan target audiens dan tren saat itu. Jika judul mencerminkan topik atau isu yang sedang hangat dibicarakan, ini bisa meningkatkan daya tarik buku.

Kesesuaian: Judul sebaiknya sesuai dengan genre buku dan citra penulis. Sebagai contoh, judul untuk buku fiksi mungkin lebih kreatif, sementara buku non-fiksi mungkin lebih menjelaskan.

Pemahaman Internasional: Jika buku Kita ditargetkan untuk pembaca internasional, pastikan judulnya bisa dipahami dan menarik di berbagai budaya dan bahasa.

Ingatlah bahwa judul hanya bagian dari keseluruhan paket buku yang meliputi isi, desain sampul, dan pemasaran. Meskipun judul yang baik dapat membantu menarik calon pembaca, konten buku yang berkualitas juga sangat penting untuk mempertahankan minat mereka dan membangun reputasi yang baik.Pertanyaan: Assalamu'alaikum wr.wb.  Samsul Huda Tapin Untuk promosi buku melalui media online apakah poin penting saja yang ditampilkan atau semua di share apakah tidak rawan dicopy karya kita?.

Pada sesi penutupan bapak Agus Subardana, S.E., M.M mengungkapkan Kesimpulannya bahwa strategi pemasaran buku yang sukses melibatkan pemahaman yang mendalam tentang target konsumen atau audiens buku pemanfaatan berbagai saluran pemasaran, konten berkualitas, dan pemantauan terus-menerus terhadap kinerja. Dengan pendekatan yang terencana dan kreatif, Kita dapat meningkatkan potensi buku  untuk sukses di pasaran.

Alhamdulillah, Masya allah materi malam ini sangat bermanfaat dan menginspirasi. Terima kasih Tim Solid Om Jay khususnya Ibu Helwiyah S.Pd. M.M sebagai moderator dan narasumber Bapak Agus Subardana, S.E., M.M. Jazakumullohu khoir. Semoga tulisan ini juga bermanfaat bagi penulisnya dan pembaca tentunya.