Allah Tujuan Hidup Qita

Allah Tujuan Hidup Qita
Belajar dan Tawakal

Jumat, 08 September 2023

KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.3

 KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.3

Coaching Untuk Supervisi Akademik


Assalamu’alaikum warahmatullah....

Saya, SUHARYADI, Calon Guru Penggerak Angkatan 8 (CGP A8) dari SMAS IT Albinaa, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT YANG Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan izin-Nya, Saya berkesempatan telah sampai di modul 2.3. Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah sudah lebih dari tiga bulan Saya menjalani program pendidikan guru penggerak PGP. Modul 2.3 dimulai sekitar tanggal 21 Agustus 2023 seperti biasa mulai dari diri dan ekslporasi konsep mandiri modul 2.3 dan diakhiri dengan Aksi Nyata modul.

Mulailah Saya mempelajari modul 2.3 tentang Mulai Dari Diri yang dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2023. Pada tahap Mulai Dari Diri, Saya diminta untuk melakukan refleksi mandiri.

 

Pemikiran Reflektif Terkait Pengalaman Belajar

1.    Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Alhamdulillah dari modul 2.3 ini Saya menjadi lebih memahami

·      Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”

Tabel Perbedaan antara Coaching, Mentoring, Konseling, Fasilitasi dan Training

·      Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching

Paradigma Berpikir Coaching tersebut adalah:

1.    Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan

2.    Bersikap terbuka dan ingin tahu

3.    Memiliki kesadaran diri yang kuat

4.    Mampu melihat peluang baru dan masa depan

Prinsip Coaching “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”.

·      Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Berdasarkan ICF (International Coaching Federation) ada 8 kompetensi inti namun untuk kebutuhan Pendidikan Guru Penggerak, kita mempelajari  3 kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah.

Kompetensi inti coaching:

1.  Kehadiran Penuh/Presence

2.  Mendengarkan Aktif

3.  Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Mendengarkan dengan RASA

·      Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching

Dengan memiliki paradigma berpikir coaching, kita bersama akan meningkatkan peran kita di sekolah sebagai seorang supervisor. Supervisor yang dimaksud dapat diperankan oleh kepala sekolah, guru senior dan rekan sejawat.

2.    emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Modul 2.3 ini memberikan pengalaman juga secara nyata akan berbagai emosi yang muncul saat menjalaninya. Misalnya rasa senang dan bahagia ketika dapat berhasil berperan baik sebagai coach, coachee maupun sebagai obeserver. Baik dengan rekan sesama CGP maupun rekan sejawat. Kadang juga mengalami emosi rasa “lelah” karena berbagai amanah berbarengan di waktu yang bersamaan misal amanah di rumah sebagai kepala rumah tangga, di sekolah dan sebagai peserta diklat CGP. Tentunya semuanya harus diselesaikan sebisa mungkin dengan hasil terbaik sesuai kemampuan.

3.    apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar

Alhamdulillah Saya merasa pengetahuan dan pemahaman terhadap Modul 2.3 sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Perbedaan antara coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training. Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching dan alur TIRTA dalam proses coaching.

4.    apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri dalam proses belajar

Walaupun Saya merasa pengetahuan dan pemahaman terhadap Modul 2.3 sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya, tetapi Saya juga merasa perlu memperbaiki diri dalam kemampuan berdiplomasi dengan rekan sejawat dan pimpinan ketika akan mengajak dialog maupun berkolaborasi dalam membuat tugas atau pun proyek lainnya baik yang berhubungan ngan dengan aktivitas guru penggerak maupun amanah lainnya dalam bidang pendidikan.

5.    keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Alhamdulillah, dengan wasilah PGP dan pasca belajar modul 2.3 kompetensi dan kematangan Saya semakin dirasa meningkat karena selain belajar pengetahuan, Saya juga belajar praktek sebagai coach juga supervisor, coachee juga observer baik bersama rekan CGP maupun dengan rekan sejawat di sekolah.

Praktek dengan rekan sejawat di sekolah tempat mengajar. Video dapat diakses di https://www.youtube.com/watch?v=7JrrCMMsmnI.  

Praktek dengan rekan CGP 8 saat ruang kolaborasi. Video dapat diakses di https://www.youtube.com/watch?v=nVjG-0DOrEo.

Semoga kemampuan Saya dapat bermanfaat dan diimplementasikan di sekolah jika rekan sejawat atau peserta didik mengalami masalah atau membutuhkan bantuan.

Analisis untuk Implementasi dalam Konteks CGP

1.  memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

2.  mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

3.  menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

4.  memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

Modul 2.3 ini, menurut Saya sangat bermanfaat untuk dipelajari dan diimplementasikan dalam lingkup CGP di sekolah masing-masing. Alhamdulillah Saya pribadi, merasakan manfaatnya dan sudah berhasil berkolaborasi dengan beberapa rekan sejawat di sekolah tempat menajar. Tantangan yang sempat dihadapi adalah mengatur waktu dalam mempelajari modul dan mengajak rekan sejawat berkolaborasi dalam praktek sebagai coachee dan observer. Alhamdulillah tantangan yang dihadapi berhasil diselesaikan dengan alternatif solusi seperti berusaha lebih memenej waktu dengan berbagai amanah yang ada. Selain itu berdiskusi dengan rekan CGP dan rekan sejawat dalam menyelesaikan tugas mudul 2.3 ini termasuk dalam praktek alur TIRTA dalam coaching.

Membuat keterhubungan

1.  pengalaman masa lalu

2.  penerapan di masa mendatang

3.  konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

4.  informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Masya Allah, studi kasus dalam Modul 2.3 ini, salah satunya mirip dengan pengalaman pribadi yang Saya rasakan. Dulu, saat SMP, Kami sebagian siswa pernah merasakan diperlakukan tidak adil oleh salah seorang guru. Guru Kami tersebut mengadakan program privat/ bimbel di luar jam KBM dengan sistem berbayar bagi yang mau. Tetapi kelemahan dari program privat/bimbel Beliau selalu memberikan jawaban tugas-tugas yang diberikan dan melarang siswa yang tidak ikut untuk melihat apa yang dipelajari di privat. Soal-soal ujian juga benar-benar mirip dengan apa yang diberikan diprivat.

Dari pengalamn tersebut, Saya yang kini berprofesi sebagai Guru, berusaha adil kepada semua siswa dan jika menemukan kasus serupa berusaha memberikan coaching baik kepada guru mapun siswa sesuai pemahaman yang saya dapatkan dari modul 2.3 ini.

Keterkaitan modul 2.3 dengan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi adalah, dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik, maka idealnya harus memahami perbedaan masing-masing karakteristik/ keberagaman peserta didik kita agar dalam pemebelajaran, kita sebagai Guru, dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi baik konten, proses maupun produk. Nah, hal tersebut dapat dikontrol keefektifannya dengan adanya supervsisi akademik yang dipelajari dari modul 2.3 agar pembelajaran yang dilakukan berpihak pada murid/ peserta didik sesuai modul 1.1, tercapainya Visi Kelas/ Sekolah sesuai modul 1.3 dan terciptanya budaya positif sesuai modul 1.4 tentunya dengan Nilai dan Peran kita sebagai Guru penggerak yang sesuai dengan modul 1.2.

Keterkaitan modul 2.3 dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional adalah, dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik, maka idealnya harus dapat meningkatkan KSE baik untuk diri pribadi kita sebagai insan maupun guru dan untuk peserta didik dan semua civitas sekolah seperti kesadaran diri, menajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Nah, hal tersebut dapat dikontrol keefektifannya dengan adanya supervsisi akademik yang dipelajari dari modul 2.3 agar pembelajaran yang dilakukan berpihak pada murid/ peserta didik sesuai modul 1.1, tercapainya Visi Kelas/ Sekolah sesuai modul 1.3 dan terciptanya budaya positif sesuai modul 1.4 tentunya dengan Nilai dan Peran kita sebagai Guru penggerak yang sesuai dengan modul 1.2.

Alhamdulillah..... Bersyukur dapat bergabung dengan keluarga besar CGP Angakatan 8, banyak manfaat yang dapat diambil di dalamnya. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses mempelajari modul 2.3 PP Pak Hery Nugroho, Pak Hariyono sebagai fasilitator, Pak SUHARTONO sebagai instruktur saat Elaborasi Pemahaman.  Semoga apa yang dipelajari dan ditulis bermanfaat dan berkah bagi Saya dan orang lain.