Resume kesembilan (9)
yang ditulis Suharyadi (Peserta KBMN 29)
Moderator: Arofiah
Afifi, S.Pd.
Narasumber: Sudomo,
S.Pt.
Alhamdulillah, puji dan syukur, kepada
Allah Sang Maha Pencipta. Malam Sabtu kemarin adalah malam yang dinantikan
calon penulis, peserta KBMN 29. Betapa Tidak, karena tema malam ini adalah
"Kiat Menulis Cerita Fiksi" di mana Pak Sudomo atau yang dikenal
dengan MazMo sebagai narasumbernya, Guru SMPN 3 Lombok Barat NTB, dan Bu
Arofiah Afifi sebagai Moderatornya.
Menurut Gilbert K. Chesterton, Sastra adalah sebuah kemewahan , fiksi
adalah sebuah kebutuhan. John Hersey mengatakan bahwa karya sastra memberi
kesempatan kepada pembaca untuk menghidupkannya. Beberapa penulis fiksi populer
di indonesia adalah Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Tere Liye, Habiburrahman El
Shirazy dan banyak lainnya.
Malam ini cukup berbeda jika dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya, Pak
Sudomo menyampaikan materinya dengan alur MERDEKA.
A.
Mulai dari Diri
Kami peserta KBMN diminta Pa Sudomo, diminta menjawab
beberapa pertanyaan.
1.
Seberapa sering menulis cerita fiksi? Jawab: hampir jarang menulis fiksi.
2.
Mengapa tertarik menulis fiksi? Jawab: sarana menyalurkan imajinasi, syiar kebaikan
lewat cerita fiksi, dan dapat menambah penghasilan.
3.
Apa yang dipahami dari menulis fiksi? Jawab: menulis sesuatu imajinasi yang mungkin ada dalam
kehidupan.
4.
Bagaimana langkah agar bisa fiksi dengan baik? Jawab: tulislah apa yang ada dalam imajinasi fikiran
kita.
B. Eksplorasi Konsep
Pertama, Syarat Menulis Cerita Fiksi
1. Komitmen dan niat yang kuat untuk menyelesaikan apa yang
telah dimulai;
2. Kemauan dan kemampuan melakukan riset agar cerita fiksi
tetap logis;
3. Banyak membaca cerita fiksi sebagai bekal tambahan
terkait teknik penulisan;
4. Mempelajari KBBI dan PUEBI;
5. Memahami dasar-dasar menulis fiksi, dan
6. Menjaga komitmen menulis cerita fiksi.
Kedua, Membuat Premis
Premis bisa diartikan sebagai ringkasan/sinopsis cerita
fiksi yang mengandung tokoh, karakter, rintangan, dan resolusi hanya dalam satu
kalimat. Beberapa platform menulis, premis novel sebagai salah satu syarat
lolos kurasi awal.
Contoh premis: Seorang
anak laki-laki yang berjuang membalaskan dendam kematian orang tuanya dengan
melawan penyihir jahat.
Ketiga, Proses
Kreatif Menulis
Pada cerpen, setelah menemukan tema, MazMo lebih nyaman
menentukan ending ceritanya seperti
apa. Selanjutnya menentukan genre yang sesuai (romance, horor, dll). Setelah
itu barulah membuat kerangka karangan. Kerangka karangan (outline) sederhana
berupa tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang
tulisan. Terakhir adalah mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi
tulisan utuh. Yang perlu diperhatikan dalam menulis adalah prinsip selesaikan
apa yang telah dimulai dan jangan menulis sambil mengedit. Setelah tulisan
selesai, silakan melakukan swasunting. Swasunting terkait logika cerita,
penulisan, dan tata bahasa. Bisa juga meminta bantuan teman lain sebagai
pembaca pertama untuk memberikan masukan.
C. Ruang Kolaborasi
Pada alur ini MazMo mengajak peserta KBMN berkolaborasi. Menantang
peserta melanjutkan kalimat, sehingga menjadi utuh. Boleh panjang atau pendek.
Silakan dilanjutkan kalimat berikut ini:
Brak! Terdengar
suara daun pintu dibanting. Kepalaku memutar menuju sumber suara. Kosong. Dalam
remang, mataku menangkap sebuah bayang hitam. Sepertinya aku mengenalinya.
D.
Demonstrasi Kontekstual
Sebagai bentuk pemahaman, MazMo memberikan tugas menuliskan
5 tema cerita fiksi dan mengembangkannya menjadi sebuah premis.
Seorang
anak laki-laki itu menangisi kematian Ayahnya di antara kerumunan orang-orang
yang hadir.
Remaja putri
SMP terkemuka itu bersedih di antara kebahagian teman-temannya di saat
pengumuman kelulusan.
Laki-laki
paruh baya itu berjuang dengan tenaganya dan tanpa rasa malu demi pendidikan
anaknya.
Guru
wanita berjilbab lebar itu ternyata disukai banyak siswa di sekolah Surya walau
pun beberapa temannya kurang suka.
Anak yatim
putus sekolah yang pernah ditemuiku beberapa tahun lalu kini telah menjadi
pedagang sukses di desanya.
E.
Elaborasi Pemahaman
Pada alur ini, MazMo menyarankan peserta KBMN mencari
referensi lain terkait materi menulis fiksi. Peserta juga bisa membaca karya
fiksi dari penulis lain sebagai bahan belajar tambahan.
F.
Koneksi Antarmateri
Pada alur ini peserta bisa membuat rangkuman singkat
terkait menulis cerita fiksi dari materi yang sudah dipelajari bersama-sama
G.
Aksi Nyata
Pada alur ini, peserta KBMN membuat resume kelas belajar
menulis pertemuan ke-9 ini dengan gaya fiksi.
Alhamdulillah terima kasih Pak Sudomo dan Bu Arofiah Afifi. Semoga tulisan ini juga bermanfaat bagi penulisnya dan pembaca tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar